Kombinasi HDR dan Hexachroma yang Benar-Benar Menakjubkan!
Sekarang ini, membeli TV haruslah memerlukan sedikit pengetahuan, dan tidak hanya sekedar asal beli.
TRIBUNNEWS.COM - Sekarang ini, membeli TV haruslah memerlukan sedikit pengetahuan, dan tidak hanya sekedar asal beli. Setiap tahun pabrikan menghadirkan sejumlah teknologi anyar, dan sebagian besar dari teknologi tadi cukup memusingkan karena singkatan-singkatan yang mereka pakai.
Perubahan yang demikian cepat dalam teknologi TV akhirnya cukup menyusahkan bagi mereka yang kurang memahaminya. Misalnya `mahluk` apa sebenarnya HDR ini dan kenapa ia mampu membuat TV menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.
Apa yang dimaksud dengan HDR
HDR merupakan singkatan dari High Dynamic Range, tak pelak lagi teknologi ini merupakan hal besar berikutnya yang melanda dunia TV. Istilah ini aslinya diambil dari dunia fotografi dan dikaitkan dengan teknik yang mampu mempertinggi rentang dinamika gambar, yaitu kontras dan kecerahan antara corak putih dengan hitam yang paling pekat.
Teorinya, semakin tinggi rentang dinamika, maka gambar yang disuguhkan terlihat semakin mendekati yang sebenarnya. Ide yang sama juga digunakan pada dasar HDR untuk TV.
Lihatlah langit, mungkin awan terlihat berwarna putih (atau abu-abu bila mendung) dan terdiri dari lapisan-lapisan tertentu. Disekitar awan tadi tentu terlihat berbagai tingkat kecerahan.
Sekarang amati awan yang ada dalam film-film yang disaksikan melalui TV. Jika mau dibandingkan, awan tadi cenderung terlihat sama saja, dengan tingkat putih yang mencolok diikuti lapisan-lapisan yang secara virtual sulit dibedakan.
Ada sejumlah alasan untuk menjelaskan hal ini. Pertama adalah terbatasnya rentang dinamika yang dimiliki TV sehingga tidak mampu mengilustrasikan perbedaan terhalus pada kecerahan. Artinya kita akan kehilangan nuansa yang sebenarnya harus ada pada gambar yang dilihat.
Ini juga menandakan bahwa mata bisa membedakan jauh lebih banyak informasi dibandingkan apa yang disuguhkan TV.
Oleh sebab itulah, tingkat kecerahan TV sangat menentukan. Sebuah TV yang normalnya mampu menghadirkan kecerahan sekitar 100-300nits, di mana setiap nit (diambil dari bahasa latin untuk menggantikan kata `shine`) setara dengan sebatang lilin. Secara teori, sebuah TV HDR mampu menghadirkan 5000nits.
Efek yang ditimbulkan
Kekurangan cahaya yang terjadi akan terlihat pada kecerahan maksimum sebuah TV, dan ini tak berkaitan dengan retina mata kita. Untuk itulah teknologi HDR hadir membantu kita melihat apa yang ada dalam sebuah rekaman gambar.
Layar pun terlihat lebih mendetail pada bayangan dan hal-hal penting. Sinar matahari nampak berseri-seri. Warna terlihat lebih mewah dan lebih hidup, dengan gradasi yang lebih sedap dipandang serta pertukaran `tone` yang lebih hebat. Pada hakikatnya, gambar yang disaksikan akan terlihat lebih natural.
Jangan campurkan juga HDR dengan istilah lain yang saat ini melanda dunia TV, yaitu UHD (Ultra High Definition), yang juga dikenal sebagai 4K.
Baik HDR maupun UHD hadir demi meningkatkan pengalaman menonton. Tapi ada perbedaan sangat besar diantara keduanya.
Menyangkut masalah kuantitas dan kualitas, UHD lebih kepada usaha untuk meningkatkan pixel, sementara HDR ingin membuat pixel yang dinikmati menjadi lebih akurat, tak peduli berapapun angka resolusi yang ditawarkan.
Apakah itu TV 32in, atau monster 75in, jika ditempatkan di ruang keluarga, HDR sanggup membuat perbedaan yang kasat mata. Tentu saja meski UHD dan HDR adalah teknologi yang berbeda, mereka masih bisa bekerja secara bersamaan. Bahkan, TV keluaran terakhir yang kompatibel dengan HDR merupakan TV UHD.
Untuk bisa menikmati manfaat yang ditawarkan HDR dibutuhkan beberapa hal. Pertama, harus memiliki peranti display anyar. Dibutuhkan juga materi HDR, bisa dalam bentuk konten yang difilmkan atau di-`master` dalam format HDR.
Jika yang kita tonton adalah film biasa melalui TV HDR maka yang disaksikan tidak akan berbeda. Di sinilah pentingnya kita memiliki materi HDR.
Langkah berikutnya mendapatkan peranti yang mampu memainkan materi HDR. Jika film HDR dalam bentuk disc, maka yang dibutuhkan adalah player Blu-ray anyar yang kompatibel dengan HDR.
Jika bersumber dari online, maka yang dibutuhkan adalah peranti streaming yang juga kompatibel dengan HDR, entah itu dalam bentuk built-in pada TV atau berupa unit terpisah. Demi mewujudkan semua ini tentu saja dibutuh koneksi internet yang memiliki bandwidth cukup memadai.
Langkah kompleks tersebut memang dilakukan untuk memperoleh corak putih yang lebih cerah, hitam yang lebih pekat serta torehan warna yang lebih luas. Akan tetapi, sebenarnya belum ada aturan main yang menetapkan apa saja kriteria yang harus dipenuhi jika ingin disebut sebagai HDR.
Masa depan
Menggabungkan UHD dan HDR artinya kita akan disambut gambar yang sangat tajam dan dinamika yang sangat hebat, dan itu sebuah langkah maju yang begitu nyata jika dibandingkan standar Full HD yang ada sekarang. Ketika hal ini terjadi, posisi teknologi tersebut pasti akan sangat menggoda konsumen.
Itu yang kemudian diadaptasi Panasonic saat mendesain produk-produk TV terbarunya. Bila pabrikan lain berhenti pada paduan UHD dan HDR tersebut, maka Panasonic memberi optimalisasi lebih jauh lewat teknologi Hexachroma-nya.
Ketajaman gambar yang disajikan, menjadi tak banyak berarti bila prosesi warna pada gambar tidak optimal. Maka Hexachroma menyajikan kemewahan palet warna tersebut.
Semua bentuk ketajaman gambar UHD plus dinamika kontras ala HDR, terlihat begitu indah dan natural saat berkinerja dengan Hexachroma dari TV tersebut.
Sebab itulah, TV Panasonic Hexachroma bisa menjadi salah satu jaminan untuk mendapatkan segala kemewahan gambar yang bisa ditawarkan dari sebuah TV.