Aplikasi untuk Publikasi Penelitian SINTA 2.0 Dikenalkan
Sebelumnya Sinta versi 1.0 telah diluncurkan pada tanggal 30 Januari 2017 di Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali merilis aplikasi untuk mempublikasikan penelitian yaitu Science and Techology Index (SINTA) verai 2.0.
Sebelumnya Sinta versi 1.0 telah diluncurkan pada tanggal 30 Januari 2017 di Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
Pada peluncuran tersebut telah dimasukkan data secara manual sebanyak 1.700 penulis terbaik dan 3. 820 jurnal yang sudah terbit secara online.
Untuk meningkatkan jumlah publikasi penelitian yang dilakukan oleh dosen, peneliti, maupun mahasiswa, Menristekdikti, Mohamad Nasir memperkenalkan SINTA Versi 2.0.
Menurutnya, program ini diharapkan dapat mendorong kultur publikasi serta upaya mewujudkan kemandirian anak negeri.
"SINTA ini merupakan portal yang berisi tentang pengukuran kinerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang meliputi kinerja peneliti, penulis, author, kinerja jurnal, kinerja institusi Iptek," kata Nasir di gedung D Kemenristekdikti, Jakarta Pusat, Jumat (4/8/2017).
Ia menyebutkan, sistem yang selama ini sudah ada sebelumnya di Indonesia tidak operasional disebabkan beberapa hal.
Pertama, karena inkosistensi dukungan tidak digunakan sebagai instrumen penentu dalam implementasi kebijakan seperti akreditasi, jabatan fungsional, dan lain-lain, sehingga data tidak ter-update dan akhirnya mati.
Kedua, karena mekanisme pengolahan data tidak sinergis dengan instansi yang memiliki tugas dan fungsi. Ketiga, karena sistem input data belum digital sehingga sulit berkembang.
Perbedaan SINTA dengan sistem yang sebelumnya yakni pada Sinta terdapat fungsi relasi, sitasi dan pengindex, sementara sistem yang lain hanya relasi dan sitasi saja.
SINTA juga menggunakan sistem entry exit digital dan dikelola secara multisektor yang mempunyai tugas dan fungsi sinergis yakni Kemenristekdikti dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menristekdikti menegaskan bahwa adanya sistem ini tidak lain adalah untuk terus mendukung para peneliti dapat terus melakukan penelitian dan berjanji untuk terus menyempurnakan sistem SINTA ini.
"Sistem ini ke depan juga akan menjadi bagian untuk mendorong kenaikan jabatan fungsional dosen dan juga peneliti," tambahnya.
Lebih lanjut Menristekti mengemukakan target publikasi pada tahun 2017 sendiri sebesar 15.000 - 17.000 jumlah publikasi. Sehingga kehadiran SINTA Versi 2.0 ini diharapkan mampu memotivasi para peneliti dan dosen untuk lebih giat menghasilkan publikasi.