TRIBUNNEWS.COM - Motorola melakukan survei di kota Jakarta pada tahun 2017 mengenai masyarakat dan pekerjaan yang sedang dijalani.

Hasil dari riset tersebut, cukup mengejutkan karena banyak warga Jakarta merasa terjebak di pekerjaan yang mereka kerjakan.

Stigma masyarakat terhadap suatu pekerjaan yang dianggap sepele adalah salah satu penyebab tumbuhnya rasa kecil hati, remeh, dan tidak bangga dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.

Namun, tanpa disadari banyak orang di luar sana yang mengidam-idamkan pekerjaan yang sedang kita lakukan.

Oleh karena itu, Motorola menginisiasi sebuah gerakan yang disebut Moto Time To Shine. Gerakan Moto Time To Shine ini ditujukan untuk masyarakat Indonesia agar mencintai apapun pekerjaan yang sekarang sedang mereka kerjakan, tanpa perlu takut dan merasa kecil dengan perkataan orang lain.

Gerakanini dimulai dengan 5 video provokatif mengenai orang-orang yang cinta dan memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. 5 pekerjaan tersebut adalah PNS, Marketing Manager, Art Director, Mobile App founder, Tax Auditor. 

Setelah 5 video itu keluar, Motorola mengajak orang-orang untuk ikut bangga dengan pekerjaan mereka dengan cara posting foto atau video melalui Instagram dengan menggunakan hashtag#MotoTimeToShine.

Di tengah maraknya seruan motivator yang mendorongmu untuk keluar dari pekerjaanmu, secara mengejutkan ternyata gerakan ini sukses mendorong anak muda untuk lebih cinta dengan pekerjaan mereka dan menumbuhkan rasa bangga dalam diri mereka.

Tercatat video gerakan ini berhasil mendapatkan 2 juta lebih video views dan 19.588 Engagement, serta lebih dari 1000 orang partisipan turut serta bercerita bagaimana mereka mencintai pekerjaannya.

Jika kamu merasa pekerjaanmu sangat berat, revolusionis amerika, Thomas Paine berkata “The harder the conflict, the more glorious the triumph.” (Semakin sulit perjuangannya, semakin besar kemenangannya).

It’s Time to Shine, Sekarang saatnya untuk bangga dengan pekerjaanmu bersama Moto M, I love what I do, I do what I love.