Efisien Dapatkan Saran Medis Lewat YesDok
Aplikasi YesDok memasangkan pasien dengan dokter yang tepat setelah pasien menjawab beberapa pertanyaan terkait gejala
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM --Empat founder profesional menciptakan aplikasi telemedicine on-demand yang memungkinkan setiap pasien di Indonesia terhubung langsung dengan dokter umum berlisensi untuk melakukan konsultasi medis melalui telepon, SMS, atau panggilan video.
Aplikasi yang dinamakan YesDok ini diharapkan mampu menjawab Akses terhadap perawatan kesehatan dan saran medis yang sesuai masih menjadi masalah besar bagi banyak masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pedesaan.
Empat orang dalam tim profesional di bidang kesehatan; Irwan Hartanto (CEO), Harry Darmawijaya (CFO), Fariz Tadjoedin (CTO), dan Marshell T. Handoko (Kepala Dokter untuk YesDok Indonesia)
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia, di Indonesia hanya terdapat satu dokter untuk setiap 1.368 pasien. Di samping itu, hampir 80% dokter Indonesia berada pada wilayah perkotaan seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Aplikasi YesDok memasangkan pasien dengan dokter yang tepat setelah pasien menjawab beberapa pertanyaan terkait gejala dan kondisi medis yang dialami.
Apabila pasien memiliki pertanyaan medis, mereka akan terhubung langsung dengan seorang dokter umum yang akan memberi konsultasi dan menyarankan perawatan lebih lanjut. Jika perlu, para dokter juga merekomendasi obat yang bisa dibeli tanpa resep dari dokter, serta memberitahu pasien tentang petunjuk penggunaan dan dosis yang sesuai.
Berbeda dengan aplikasi telemedicine lainnya di dalam negeri, platform YesDok juga dirancang untuk mempermudah dokter dalam membagikan gambar dan instruksi selama konsultasi.
Saat menggunakan aplikasi, dokter yang menjadi mitra diharuskan untuk berinteraksi dengan pengguna melalui laptop atau desktop, dan tidak melalui ponsel mereka. Hal ini penting agar dokter dapat melakukan panggilan yang lebih stabil, serta lebih bebas untuk membagikan dokumen-dokumen yang penting. Di sisi lainnya, pengguna dibebaskan untuk menggunakan ponsel selama berkonsultasi.
YesDok juga memberikan pelatihan khusus dalam bidang komunikasi konsultasi kepada dokter yang menjadi mitranya untuk memastikan adanya interaksi yang mulus dan profesional antara dokter dan pasien.
Dokter yang menjadi mitra di YesDok diminta untuk menggunakan terminologi berstandar internasional ketika berkonsultasi, yaitu standar Klasifikasi Statistik Internasional tentang Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait atau yang sering dikenal dengan sebutan ICD10 dalam industri medis.
Dengan penggunaan standar ICD10 dalam mengisi dokumen medis, pengguna YesDok bisa lebih mudah mencari pengobatan di mana pun mereka berada. Hal ini sangat berguna bagi tenaga kerja migran Indonesia dan penduduk lokal yang bepergian ke luar negeri.
CEO YesDok Irwan Hartanto mengatakan, ingin mengubah budaya dalam hal perawatan medis di Indonesia.
Biasanya, dokter meminta pasien datang ke kantor mereka, karena memiliki kewajiban untuk ikut menjaga kesuksesan finansial dari rumah sakit. Sangat mudah bagi oknum tertentu untuk memberikan resep obat dan perawatan yang mahal, bahkan ketika pasien tidak benar-benar membutuhkannya.
"Melalui YesDok, pasien umumnya tidak bisa bertemu langsung dengan dokter di rumah sakit, sehingga tidak ada insentif bagi dokter untuk menyarankan perawatan kesehatan yang tidak dibutuhkan pasien. Yang terjadi kemudian adalah interaksi yang bisa dikatakan lebih tulus dan murni, karena tidak ada kepentingan lain dari para dokter selain untuk menolong pasiennya," kata Irwan dalam keterangan persnya, Selasa (17/11/2017).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.