Philips sedang Tes LiFi, Jaringan Internet lewat Perantara Cahaya
LiFi atau Light Fidelity mampu mengantarkan koneksi internet broadband melalui perantara cahaya.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan elektronik asal Belanda, Philips, tengah menguji coba teknologi LiFi.
LiFi atau Light Fidelity mampu mengantarkan koneksi internet broadband melalui perantara cahaya.
Menurut Chief Innovation Officer Philips Lightning Olivia Qiu, teknologi LiFi memiliki potensi besar untuk era digital saat ini.
Memang, jika melihat tren dunia saat ini, koneksi internet kini telah menjadi salah satu kebutuhan keseharian bagi manusia seperti layaknya kebutuhan pencahayaan yang diproduksi Philips secara masif.
"Ketika frekuensi radio menjadi semakin padat, spektrum cahaya adalah sumber daya besar yang belum dimanfaatkan. Bandwidth cahaya terbilang besar dan sesuai untuk koneksi yang stabil dan simultan dari berbagai perangkat Internet of Things," ujar Qiu seperti dikutip dari laman resmi Philips, Rabu (21/3/2018).
LiFi mengadopsi teknologi yang serupa dengan WiFi. Keduanya merupakan teknologi nirkabel dua arah dengan kecepatan tinggi namun perbedaannya LiFi menggunakan gelombang cahaya, bukan gelombang radio sebagaimana WiFi konvensional.
Baca: Waduh, Survei Philips Ungkap Kebiasaan Tidur Generasi Milenial Ternyata Berantakan
Philips mengklaim LiFi yang mereka kembangkan memiliki kecepatan koneksi hingga 30 Mbps tanpa memengaruhi kualitas cahaya yang dihasilkan.
Dengan kecepatan ini, Philips mengklaim pengguna bisa melakukan streaming video berkualitas HD dan melakukan video call secara bersamaan.
Kendati potensial, LiFi memiliki kelemahan dibandingkan WiFi konvensional.
Dihimpun dari IEEE Spectrum, meski diterapkan melalui semacam base station yang ditempel di langit-langit ruangan, LiFi membutuhkan direct line of sight alias "pandangan" langsung ke perangkat tujuan yang dilengkapi receiver khusus.
Implentasi LiFi layaknya koneksi infrared pada perangkat remote TV atau gadget lawas.Selain itu, perangkat yang terkoneksi pun harus statis alias tidak dapat bergerak dengan bebas.
Meski demikian, LiFi tetap dipandang sebagai teknologi yang potensial. Apalagi jika ke depannya LiFi bisa diaplikasikan pada area di mana frekuensi radio dapat mengganggu aktivitas, misalnya di rumah sakit.
Dengan kecepatan potensial yang bisa mencapai lebih dari 30 Mbps, para penciptanya berharap teknologi ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk aplikasi lain.