Christopher Wylie, Sosok yang Bikin Pusing Facebook Karena Skandal Pencurian Data
Wylie pernah bekerja untuk Alexander Nix di Strategic Communication Laboratories (SCL), yang merupakan lembaga spesialis pemilu.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Christopher Wylie (28) mendadak heboh dibicarakan di media massa.
Ia seorang mahasiswa yang mengaku sebagai whistleblower atau pengungkap isu pencurian data personal pengguna Facebook yang dilakukan oleh firma analisis data, Cambridge Analytica.
"Jika Anda salah satu dari 2,13 miliar pengguna Facebook selama bulan tertentu, Anda mungkin perlu menggunakan akun Anda dengan dosis kecurigaan yang sehat."
Hal itu diungkapkan Wylie setelah membeberkan cara Cambridge Analytica mengumpulkan data pribadi lebih dari 50 juta pengguna Facebook Amerika tanpa sepengetahuan mereka untuk kepentingan pemilu Amerika Serikat.
Baca: Ramai Ketik BFF di Facebook Untuk Ketahui Aman atau Tidaknya Akun Kita, Berikut Faktanya
Pria berambut pink tersebut ternyata adalah mantan pegawai di Cambridge Analytica pada 2014.
Ia berperan penting sebagai kepala peneliti di perusaan tersebut.
"Kami mengeksploitasi Facebook untuk mencuri jutaan profil milik masyarakat. Kami membangun sebuah sistem yang dapat memanfaatkan semua informasi lalu menargetkan ‘sisi gelap’ mereka. Seperti itulah perusahan kami dibuat," ungkap Wylie sebagaimana dikutip The Guardian (23/3/2018).
Wylie pernah bekerja untuk Alexander Nix di Strategic Communication Laboratories (SCL), yang merupakan lembaga spesialis pemilu.
Pada pertengahan 2013, Wylie bertemu dengan Steve Bannon, CEO tim kampanye Donald Trump pada Pilpres AS pada 2016 lalu.
Wylie menceritakan Cambridge Analytica dibuat awalnya untuk mengesankan Bannon jika perusahaan Nix berlandaskan akademik.
Lembaga itu kemudian mendapatkan suntikan dana investasi senilai USD 15 juta ( Rp 206 miliar) dari Robert Mercer, salah satu tokoh sayap kanan di AS yang mendukung Trump dalam kontestasi pemilu AS.
Dari aksinya pada 2016, Wylie mengaku sudah mendapat peringatan dari Facebook.
Facebook melalui pengacaranya menginstruksikan Wylie untuk menghapus semua data yang ia dapat.
Namun, Wylie menyayangkan pihak Facebook karena tidak pernah lagi menanyakan dan mengecek data-data tersebut sudah terhapus atau belum.
Kini, Facebook telah memblokir akun Wylie.
Sebagai akibatnya, Wylie mengklaim akunnya di anak perusahaan Facebook seperti Instagram dan WhatsApp juga ditangguhkan.