Proyek Blockchain Indonesia, Aplikasi HARA Jadi Finalis Blockshow Oscar Europe 2018
HARA menjadi satu-satunya proyek Blockchain Asia yang masuk ke dalam Top 8 Startups berbasis blockchain
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - HARA, perusahaan pertukaran data (data exchange) berbasis blockchain, tampil sebagai finalis Blockshow Oscar Europe 2018.
Blockshow Europe 2018 disorot sebagai acara internasional terbesar yang menampilkan perkembangan solusi blockchain yang inovatif.
HARA menjadi satu-satunya proyek Blockchain Asia yang masuk ke dalam Top 8 Startups berbasis blockchain dalam acara yang paling bergengsi di Eropa akhir bulan Mei ini.
Pergelaran acara di Berlin ini menampilkan lebih dari 80 pembicara internasional dan menghadirkan lebih dari 3,000 pengunjung internasional dari beragam industri yang berbeda.
Sebelumnya, HARA terpilih sebagai pemenang pilihan favorit pengunjung pada acara Blockshow Oscar di Roma, Italia.
HARA menampilkan penerapan platform pertukaran data terdesentralisasi (decentralized data-exchange platform), merujuk permasalahan pada ketersediaan informasi yang masih asimetris, saat penetrasi internet diperkirakan meningkat 60%, sedangkan sebagian besar informasi dan dokumen publik berbentuk konvensional atau offline.
Hal tersebut menjadi hambatan dalam pembuat keputusan bisnis menjadi tidak efisien dan efektif, salah satunya dalam sektor rantai pasok makanan dan pertanian.
Baca: Unggah Foto-foto Liburannya di Italia, Hidung Roy Kiyoshi Jadi Sorotan
Hasil penelitian McKinsey Research tahun 2015, menyatakan bahwa sekitar 30% dari produksi pertanian dan makanan terbuang sia-sia karena kurangnya informasi dan terjadi kerugian sekitar US$ 940 miliar setiap tahunnya.
“Kami mulai dengan sektor pangan untuk mengimplementasikan sebuah pertukaran data agar data terbaru dapat diakses semua orang. Kami belajar bahwa ini hanya mungkin jika kami menyediakan insentif untuk berbagi data bagi semua pemberi data, termasuk petani” kata Regi Wahyu, CEO HARA dalam keterangan pers, Jumat (22/6/2018).
Dikatakannya, HARA menghadirkan solusi inovatif untuk mengatasi akar permasalahan dari transparansi, ketersediaan, dan kegunaan data.
Tim HARA yang terdiri dari ahli teknologi dan pelaku sosial telah membangun, mengembangkan, dan mengumpulkan data dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia dalam dua tahun terakhir.
HARA juga menjejakan dan mengenalkan solusi inovatif dengan menjadi satu-satunya proyek blockchain Asia yang diundang menjadi pembicara dalam acara Climate Smart Agriculture (CSA) Summit yang bertempat di Kenya. Regi Wahyu, CEO HARA, berbagi pengalaman tentang bagaimana ekosistem HARA telah meningkatkan penghidupan petani di Indonesia.
“Penerapkan teknologi blockchain dapat menciptakan solusi inovatif dalam ekosistem HARA, sekaligus memastikan adanya transaksi yang transparan dan dapat dilacak oleh semua orang. Tujuan HARA adalah untuk memberdayakan miliaran orang, kita tidak dapat melakukannya sendiri, diperlukan adanya kolaborasi.” Jelas Regi Wahyu.
CSA Summit menyatukan 300 perwakilan di level-menengah ke atas dari badan-badan PBB, investor, pemerintah, LSM, dan mitra sektor swasta untuk mengeksplorasi implementasi dan inovasi terbaik untuk CSA di Afrika sebagai pondasi untuk proyek di masa mendatang.
Bergerak melalui ketersediaan data dan dimulai dari sektor pangan dan pertanian, HARA menyediakan informasi terkait rantai pasok makanan dengan menghubungkan semua data dan melibatkan para pemain di sektor pangan dan pertanian, tidak terkecuali dari masyarakat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.