Micab Curigai Grab Dibalik Serangan Order Fiktif di Filipina
Micab, perusahaan transportasi online Filipina, mencurigai Grab ada di balik serangan order fiktif.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, MANILA – Micab, perusahaan transportasi online Filipina, mencurigai Grab ada di balik serangan order fiktif.
Tak tanggung-tanggung, kecurigaan itu dilontarkan CEO dan co-Founder Micab Eddie Ybanez dalam tulisan yang dibagikan.
Micab sendiri digunakan lebih dari 6.000 taksi di Metro Manila, Cebu, dan Davao.
Ybanez membeberkan modus operandi order fiktif ini dilakukan perusahaan saingannya itu kepada mitra pengemudi Micab.
”Bagaimana aku tahu? Karena platform Micab berkompetisi langsung dengan Grab,” katanya seperti dilansir dari yugatech.com.
Dia menjelaskan dengan detail cara kerja order fiktif yang menyerang Micab.
”Setelah pesanan taksi dibatalkan, pengemudi kami mendapat telepon agar hadir dalam orientasi pengemudi untuk Grab,” terang Ybanez.
Bila terjadi sekali atau dua kali, dia mengaku tak ambil pusing. Faktanya, kejadian itu terus-terusan terulang.
Akibatnya, pengemudi Micab ragu untuk mengambil order karena khawatir itu fiktif.
Seringkali order fiktif itu membuat pengemudi Micab mengalami kerugian seperti bahan bakar yang terbuang dan diarahkan ke lokasi terpencil.
“Pengemudi kami menjadi ragu menerima pesanan karena takut itu adalah order fiktif,” urai Ybanez.
Ybanez sedang mempertimbangkan membawa kasus order fiktif tersebut ke ranah hukum.
Dia bercermin pada kasus serupa yang dialami Ryde, perusahan transportasi online di Singapura, yang melaporkan kasus order fiktif ke kepolisian setempat.
Baca: Bikin Akun Tuyul Order Fiktif, Empat Driver Taksi Online Terancam 12 Tahun Penjara
”Saya menulis ini bukan untuk mempermalukan Grab, tapi sebagai panggilan kepada semua perusahaan ride-hailing di Asia Tenggara. Kita berbisnis dengan alasan yang sama yakni memberi solusi kepada penumpang dan pengemudi,” tulisnya.
Sebelumnya, Ryde, perusahaan transportasi online di Singapura, sudah membawa kasus order fiktif ke ranah hukum.
Perusahaan itu mengajukan tuntutan ke Grab atas kerugian 50 ribu dollar Singapura yang bersumber dari 2.000 order fiktif yang dibuat oleh 300 akun palsu.
Ryde menyebut alamat internet protocol yang digunakan akun palsu itu mengarah ke ‘Grabtaxi Pte Ltd.
Sementara, pihak Grab hanya merespons sedang menyelidiki masalah tersebut.