Grab Jelaskan Bonus Harian Mitra Driver Berdasarkan Argo Bukan Jumlah 'Ride'
Grab sudah menerapkan mekanisme insentif bagi mitra driver berbasis argo yang didapat secara harian.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Community Manager Grab Indonesia Reka Gayantika menekankan salah satu pertimbangan dalam penerapan tarif ojek online adalah konsumen.
Alasannya, target market dari ojek online adalah konsumen yang sangat sensitif terhadap perubahan tarif.
"Bagi mereka, beda Rp 1.000 saja sangat terasa. Kalau tarif dianggap terlalu tinggi, maka mereka bisa beralih ke moda angkutan lain," katanya saat ditemui di shelter Grab Plaza Semanggi, Jakarta, Rabu (15/8/2018).
Selain itu, jelas Reka, perubahan tarif juga akan berdampak pada frekuensi mitra driver mendapatkan 'booking-an'.
Contohnya, bila tarif tetap terjangkau maka mitra driver kemungkinan akan mendapatkan 'booking-an' lebih banyak ketimbang tarifnya kemahalan.
"Gampangannya begini, kalau misalnya tarif Rp 10 ribu kemungkinan mitra driver bisa dapatkan 10 booking yang artinya dapat Rp 100 ribu. Kalau naik di atas itu, bisa jadi jumlah booking-an turun jadi 6 saja," papar Reka.
Baca: Grab Berhenti Beroperasi di Bengkulu Sejak 13 Agustus
Tambahan lagi. sambung dia, Grab sudah menerapkan mekanisme insentif bagi mitra driver berbasis argo yang didapat secara harian.
"Jadi bonus harian Grab berdasarkan besaran argo yang didapat mitra driver, bukan dari berapa banyak ride (perjalanan) yang dilakukan," terang Reka.
Terpisah, seorang driver Grabbike Baidi Makmur mengaku sudah tahu seputaran aturan main bonus harian berdasarkan argo.
Hanya dia mempertanyakan jumlah bonus yang diterima tak utuh. "Kalau argo mencapai Rp 180 ribu, seharusnya bonus saya mendapat Rp 35 ribu tapi yang turun cuma Rp 24 ribu," katanya.
Baidi mengaku sudah mempertanyakan masalah itu ke koordinator lapangan. Sayangnya belum mendapat respons yang memuaskan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.