Sistem Cerdas dan TIK Berperan untuk Suksesnya Industri 4.0
Pemerintah mencanangkan pemetaan industri 4.0 yang berfokus pada empat teknologi, termasuk IoT dan penggunaan teknologi digital untuk industri
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penelitian dari McKinsey & Company mengungkapkan, infrastruktur digital di Indonesia akan membawa peluang positif, hingga USD 150 milyar, terhadap perekonomian global dunia di tahun 2025.
Apalagi, Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pengguna internet tertinggi di dunia, mencapai 143,26 juta orang atau lebih dari 50% total penduduk di Indonesia.
“Kita menghadapi tantangan baru untuk dapat beradaptasi di era transormasi digital yang terus berevolusi, mulai dari keterbatasan akses, kesiapan infrastruktur, hingga keterbatasan akses pendanaan bagi start-up," kata Kristiono, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) saat konferensi pers penyelenggaraan NXT Indonesia 2018.
Untuk itu, kata dia beragam perangkat canggih agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses TIK yang memadai.
"Inovasi inilah yang akan menjawab setiap tantangan tranformasi digital yang dialami di Indonesia,” ujarnya.
Kristiono menambahkan, sistem cerdas dan TIK memegang peranan penting dalam menyukseskan tercapainya industri 4.0 di Indonesia.
Untuk mendukung target tersebut, pemerintah mencanangkan pemetaan industri 4.0 yang berfokus pada empat teknologi, termasuk IoT dan penggunaan teknologi digital untuk industri (big data, AR, Cloud, cybersecurity).
Baca: Berbekal Bonus Demografi, Indonesia Siap Hadapi Ekonomi Digital
Bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Indonesia, saat ini pemerintah juga mengembangkan Palapa Ring, atau sebuah proyek serat optik sepanjang 36,000 km di 440 kota di Indonesia, demi mendukung tercapainya akses internet berkecepatan tinggi yang merata di tahun 2019.
“Indonesia merupakan negara dengan potensi ekonomi yang luar biasa. Dengan besarnya dukungan serta terpenuhinya pembangunan dan akses TIK yang memadai, negara ini pasti akan terus mengalami kemajuan yang pesat,” katanya.
Sementara pameran teknologi digital pertama dan paling ditunggu di Indonesia, NXT Indonesia 2018 akan digelar pada 24-26 Oktober 2018 di JIExpo Kemayoran Jakarta, bersamaan dengan Communic Indonesia dan Broadcast Indonesia.
Lebih dari 100 eksibitor akan berpartisipasi dalam pameran yang diperkirakan akan mendatangkan 5,000 buyers dan profesional di industri yang terkait.
Ben Wong, Managing Director Pamerindo Indonesia, selaku penyelenggara seluruh pameran menyatakan, acara ini akan mempertemukan ratusan perusahaan dari lebih dari 18 negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Singapura, Taiwan, dan Tiongkok dengan ribuan pengguna dari kalangan bisnis, lewat fasilitasi akses internet cepat di seluruh negara.
"Komponen yang kami sajikan pun beragam, mulai dari broadband & manajemen perangkat seluler, aplikasi seluler dan fintech, hingga teknologi nirkabel dan transmisi untuk serat optik,” ujarnya.
Acara ini juga akan mempertemukan lebih dari 45 pembicara eksekutif di bidang teknologi dan telekomunikasi dari berbagai pengalaman dan keahliannya, lewat sesi konferensi Indonesia Digital Summit 2018.
Sebagai pembicara, akan ditampilkan sosok-sosok berpengaruh di balik Facebook, Telkomtelstra, Tokopedia, Alibaba Cloud, The Jakarta Post Digital, Mcafee, Gojek dan masih banyak lagi, untuk membahas tentang pemetaan infrastruktur digital, digitalisasi ekonomi, hingga berbagai tren big data yang membawa inovasi baru di dalam bisnis.