Perbaikan Kelar, WhatsApp Klaim Tak Bisa Dibajak Lagi saat Video Call
Pihak WhatsApp menyatakan sudah menambal lubang keamanan itu di aplikasinya, baik untuk platform Android maupun iOS.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah celah keamanan ( bug) baru-baru ini ditemukan di WhatsApp.
Bug tersebut memungkinkan hacker mengambil alih aplikasi WhatsApp pengguna ketika menjawab video call.
Untungnya, dalam sebuah pernyataan Rabu (10/10/2018) kemarin, pihak WhatsApp menyatakan sudah menambal lubang keamanan itu di aplikasinya, baik untuk platform Android maupun iOS.
“Kami secara rutin bekerja sama dengan peneliti keamanan dari seluruh dunia untuk memastikan keamanan dan keandalan WhatsApp,” sebut sang penyedia layanan pesan instan tersebut.
“Kami dengan cepat telah membuat perbaikan di versi terkini WhatsApp untuk memperbaiki masalah dimaksud,” lanjut WhatsApp, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Kamis (11/10/2018).
Sejauh ini, tak ada indikasi bahwa celah kamanan terkait sempat dieksploitasi oleh hacker untuk meretas aplikasi WhatsApp sebelum ditambal.
Travis Ormandy, seorang peneliti di Google Project Zero yang menemukan bug WhatsApp, mengatakan bahwa celah keamanan itu merupakan sesuatu yang “penting”.
Baca: Istri Bill Gates Puji GO-JEK Beri Banyak Manfaat Ekonomi lewat Teknologi
“Aplikasi WhatsApp bisa diretas hanya dengan menjawab panggilan video dari seorang hacker,” kicau Ormandy dalam sebuah tweet.
Celah keamanan di video call WhatsApp pertama kali ditemukan pada Agustus 2018 lalu. Kemudian diperbaiki pada awal Oktober.
WhatsApp merupakan aplikasi pesan instan terpopuler di dunia. Jumlah pengguna aktif bulannannya pada awal tahun ini tercatat sudah melewati kisaran 1,5 miliar.
Facebook mengakuisisi WhatsApp pada 2014 senilai 19 miliar dollar AS.
Semenjak itu, Facebook memutar otak untuk mencari uang dari WhatsApp yang memiliki basis pengguna sangat banyak, namun nihil pemasukan.
Dua pendiri WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton, sempat bekerja di bawah Facebook selama beberapa tahun. Acton hengkang pada akhir 2017, disusul Koum pada pertengahan tahun ini.