Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Bila Jadi Dicabut, Frekuensi Bolt Bisa Dikuasai Operator Lain

Proses penerbitan Surat Keputusan (SK) pencabutan izin penggunaan frekuensi 2,3 Ghz milik Bolt masih dalam proses.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Bila Jadi Dicabut, Frekuensi Bolt Bisa Dikuasai Operator Lain
Kompas Tekno/Aditya Panji
Kominfo mencabut izin penggunaan frekuensi 4G LTE Bolt 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses penerbitan Surat Keputusan (SK) pencabutan izin penggunaan frekuensi 2,3 Ghz milik Bolt masih dalam proses.

Jika SK tersebut jadi diterbitkan hingga pukul 00.00 WIB malam ini, maka Kominfo akan kembali melelang frekuensi yang sebelumnya ditempati oleh Bolt.

Hal tersebut diutarakan oleh Plt. Kepala Biro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu.

Menurut pria yang akrab disapa Nando itu, jika operator sudah tidak memiliki izin penggunaan frekuensi, maka secara otomatis frekuensi tersebut kembali menjadi milik negara.

"Dengan begitu, otomatis negara punya hak untuk melelang kembali pada operator lain," ungkap Nando saat ditemui di kantor Kominfo, Senin (19/11/2018).

Bolt sendiri memiliki alokasi spektrum sebesar 30 Mhz pada pita frekuensi 2,3 Ghz. Jika SK pencabutan izin diterbitkan, maka secara otomatis Bolt harus mengikuti proses lelang dan bersaing dengan operator lain, apabila ingin kembali menempati frekuensi tersebut.

"Seandainya dicabut izin penggunaannya, kan frekuensi ini secara otomatis kembali menjadi milik negara. Negara punya hak untuk melelang," imbuh Nando.

Berita Rekomendasi

Menunggu keputusan dengan Kemenkeu Kendati demikian, proses penerbitan SK pencabutan izin penggunaan frekuensi 2,3 Ghz ini sedikit tertunda.

Pasalnya, PT First Media Tbk (KBLV) dan PT Internux (Bolt) mengajukan proposal untuk membayar tunggakan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi 2,3 Ghz pada Kominfo.

Baca: Cabut Layanan Bolt dan First Media, Kominfo Koordinasi dengan Kemenkeu

Proposal tersebut diajukan pada Senin, (19/11/2018) siang hari. Isi proposal tersebut mengatakan bahwa PT First Media Tbk (KBLV) dan PT Internux siap melunasi tunggakan yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah ini.

PT Internux memiliki tunggakan BHP frekuensi pita 2,3 GHz sebesar Rp 343,57 miliar dan First Media sebesar 364,84 miliar selama tahun 2016 hingga 2017.

Saat ini, pihak Kominfo masih berdiskusi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait mekanisme pembayaran tunggakan BHP tersebut.

Kominfo pun menunggu rekomendasi Kemenkeu untuk menentukan apakah SK tersebut akan jadi diterbitkan atau tidak.

SK tersebut sejatinya dijadwalkan terbit Senin (19/11/2018), namun sampai saat ini masih dalam proses penandatanganan, sehingga batas waktu SK itu akan terbit atau tidak, yakni sampai pukul 00.00 WIB nanti malam.

"Bukan berarti SK batal dikeluarkan, karena masih ada waktu sampai jam 24.00 nanti malam dan masih proses tanda tangan. SK juga belum dikeluarkan. Pokoknya tunggu sampai 24.00 hari ini, kita akan cabut izin atau seperti apa kami sedang koordinasi dengan Kemenkeu," kata Nando.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Izin Dicabut, Pemerintah Akan Lelang Frekuensi Bolt

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas