WhatsApp Blokir 2 Juta Akun Penyebar Hoaks Per Bulan
Aplikasi pesan instan, WhatsApp mulai menindak tegas akun-akun palsu dan penyebar hoaks di platformnya.
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Aplikasi pesan instan, WhatsApp mulai menindak tegas akun-akun palsu dan penyebar hoaks di platformnya.
Sebanyak dua juta akun WhatsApp dikabarkan telah diblokir tiap bulannya.
Pemblokiran bisa dilakukan kapan saja, mulai saat akun palsu pertama kali terdaftar, ketika berkirim pesan, dan melalui laporan akun lain.
Matt Jones, teknisi software WhatsApp mengungkapkan bahwa perusahaannya bisa memblokir 20 persen akun ketika mereka mulai mendaftarkannya.
Beberapa faktor yang dipertimbangkan saat menghapus akun adalah alamat IP, negara asal nomor telepon yang digunakan untuk mendaftar, nomor dan lokasi negara cocok atau tidak, dan identifikasi akun yang mengirimkan banyak pesan setelah akun tersebut dibuat. Untuk menghapus akun-akun tersebut, WhatsApp menggunakan kombinasi tenaga manusia dan machine learning yang memanfaatkan algoritma.
Diklaim, sebanyak 25 persen akun yang diblokir, telah dihapus oleh manusia, sementara 75 persen sisanya dilakukan oleh algoritma yang mengendus aktivitas-aktivitas berbahaya.
"Beberapa akun tersebut diketahui mendistribusikan tautan clickbait untuk mengoleksi informasi, sementara akun lain mempromosikan sebuah gagasan," terang perwakilan WhatsApp, dirangkum KompasTekno dari Fortune, Kamis (7/2/2019).
Menurut WhatsApp, terlepas dari tujuannya mengirimkan gagasan ke banyak penerima, mengirim pesan secara otomatis dan massal disebut melangar persyaratan layanan.
"Dan salah satu prioritas kami adalah mencegah dan menghentikan pelanggaran semacam ini." jelas WahtsApp.
Menurut Jones, WhatsApp telah mengidentifikasi beragam cara melakukan pelanggaran, seperti menggunakan software yang memungkinkan seseorang menjalankan banyak akun WhatsApp di dalam satu komputer yang sama.
Ia juga mengatakan bahwa WhatsApp menemukan perangkat khusus yang bisa diguakan oleh puluhan kartu SIM.
Langkah progresif WhatsApp ini salah satunya dipicu kekhawatiran pemerintah India yang akan menggelar pemilu pada April 2019 mendatang.
Pemerintah India disebut menekan para perusahaan teknologi untuk membantu mengatasi beberapa masalah seperti penyebaran hoaks, spam, atau berita palsu berbau politik yang merajalela di banyak jejaring sosial.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WhatsApp Berantas 2 Juta Akun Penyebar Hoaks Per Bulan"