TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Benarkah modal Rp 800 ribu bisa dapatkan ponsel Android dengan fitur pendeteksi wajah alias face ID?

Yup, Advan yang merealisasikannya. Sebentar lagi, produsen lokal dengan pabrik di Semarang ini berencana merilis ponsel 4G layar lebar 5,5 inci berasio 18:9 yang sudah dilengkapi pendeteksi wajah.

Public Relations Manager Advan, Mohamad Ilham Pratama mengakui perangkat yang dimaksud adalah Advan s6 Plus.

"Harganya di bawah Rp 1 juta dengan spek RAM 1 GB dan ROM 8 GB. Layarnya fullview display dan face ID," katanya dalam keterangan tertulis.

Perangkat itu, sambung Ilham, akan menjalankan sistem operasi Android GO.  Praktis, beragam aplikasi akan berjalan lebih ringan dan mudah.

Kehadiran Advan S6 Plus dengan harga di bawah sejutaan ini menjadi bukti rencana Advan memutuskan kembali ke khitah alias bertarung di pasar entry level di tahun depan.

"Sekarang kami lihat pasar entry level diincar vendor lain. Ibarat rumah, fondasinya mulai digrogoti. Daripada roboh mending kuatkan fonasi kami," kata Marketing Director Advan Tjandra Lianto saat berbincang dengan media beberapa waktu lalu.

Dia mengaku Advan sempat mencoba peruntungan di ponsel yang menargetkan pasar menengah. Sayang, situasi dan kondisi belum berpihak.

Baca: Alasan Advan i6A Jadi Teman Varrel dan Wilona Beraktivitas

Atas dasar itulah, Tjandra memutuskan untuk kembali memfokuskan pada pasar entry level di mana Advan merupakan penguasa di segmen tersebut.

"Awalnya kami terlampau percaya diri masuk ke mid range tapi lupa memperkuat fondasi. Makanya kami akan memperkuat lagi pasar entry level," urai dia.

Lebih jauh Tjandra menekankan saat ini tak ingin larut dalam perang spek maupun harga terkait dengan produk yang dirilis ke pasaran.

Sebaliknya, Advan lebih menekankan pada sisi benefit yang diperoleh konsumen terhadap perangkat yang dimiliki.

Maka itu, Advan berencana merilis ponsel 4G murah ke pasaran sekaligus menyusun strategi agar 12 juta orang yang menggunakan ponsel 3G tertarik bermigrasi.

"Kami ingin menggandeng operator untuk memberi benefit lebih kepada konsumen, misalnya dengan bundling," tukas Tjandra.