Bukalapak Bantah Jutaan Akun Penggunanya Dicuri Hacker
Bukalapak memastikan bahwa data penting pengguna, seperti password, rekaman finansial, serta informasi pribadi lain milik pengguna, aman dari serangan
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Seorang peretas asal Pakistan dengan nama samaran Gnosticplayers mengklaim telah mencuri jutaan akun dari sejumlah situs populer di dunia.
Dua di antara situs tersebut berasal dari Indonesia, yakni Bukalapak dan YouthManual.
Menanggapi kabar ini, Bukalapak mengonfirmasi memang pernah ada upaya dari hacker untuk meretas situs Bukalapak beberapa waktu lalu.
Namun, e-commerce itu mengatakan bahwa tidak ada data pengguna yang berhasil dicuri peretas.
Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono memastikan bahwa data penting pengguna, seperti password, rekaman finansial, serta informasi pribadi lain milik pengguna, aman dari serangan hacker.
Kami selalu meningkatkan sistem keamanan di Bukalapak demi memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak, dan memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan," ujar Intan.
"Upaya peretasan seperti ini memang sangat berpotensi terjadi di industri digital," lanjutnya melalui keterangan resmi yang dilayangkan kepada KompasTekno, Senin (18/3/2019).
Meski demikian, sebagai langkah pengamanan tambahan, Intan mengimbau para pengguna secara rutin mengganti password dan mengaktifkan sistem keamanan dua langkah (two-factor authentication).
"Kami juga menyarankan menjaga kerahasiaan password Anda dan menggunakan security guide yang sudah disediakan Bukalapak," katanya.
Dijual di pasar gelap Sebelumnya, peretas asal Pakistan dengan nama samaran Gnosticplayers mengatakan telah mencuri data 26 juta akun online dari 6 situs internet.
Dari jumlah itu, sebanyak 13 juta akun disebut berasal dari Bukalapak dan 1,12 juta dari YouthManual.
Situs lain yang juga menjadi sasaran pencurian akun adalah GameSalad (1,6 juta akun), Lifebear (3,86 juta akun), EstanteVirtual (5,45 juta akun), dan Coubic (1,5 juta akun).
Database dari jutaan akun online tersebut dijual di pasar gelap internet di dark web dengan harga 1,2431 Bitcoin atau sekitar 5.000 dollar AS (Rp 71 juta).
Namun, sang peretas tidak memberikan keterangan lebih lanjut soal informasi apa saja yang dicuri dari akun-akun ini, di luar menyebutkan jumlahnya saja.
Sebelumnya, peretas Gnosticplayers sudah pernah menjual akun curian dalam beberapa tahap.
Pada tahap pertama, dia menjual sebanyak 620 juta akun yang dicuri dari 16 situs populer di dunia.
Kemudian pada tahap kedua, Gnosticplayers menjual setidaknya 127 juta akun dari delapan situs populer.
Pada tahap ketiga, ada sebanyak 92 juta akun dari delapan situs populer.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukalapak Bantah Jutaan Akun Penggunanya Dicuri Hacker"