Aiskindo: Training dan Sertifikasi Kebutuhan Mendesak untuk SDM Bidang Security
Kegiatan training, ujian dan sertifikasi ini diikuti sekitar 100 peserta yang mendapat training berbagai bidang, kemudian dilanjutkan ujian.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Industri Sistem Keamanan Indonesia (Aiskindo) menggelar kegiatan training dan sertifikasi untuk sumber daya manusia di bidang security di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Sabtu (22/3/2019).
Kegiatan training, ujian dan sertifikasi ini diikuti sekitar 100 peserta yang mendapat training berbagai bidang, kemudian dilanjutkan ujian. Peserta yang lulus akan mendapat sertifikasi sebagai pembuktian atas keahlian yang dimiliki.
“Ini adalah suatu gerakan dimana kita membangkitkan awareness atau kesadaran bahwa sertifikasi ini penting. Kalau Anda mau pasang CCTV atau alarm, bagaimana costumer tahu bahwa Anda memang memiliki kemampuan. Bagaimana saat membongkar plafon rumah atau mengambil listrik, ada kekhawatiran orang apakah kegiatan ini membahayakan atau tidak,” kata Darwin Lestari Tan, Dewan Penasehat Aiskindo dalam keterangan pers tertulis.
Darwin menyebutkan sertifikasi ini mencakup tiga bidang, yaitu Certified Intruder Alarm Engineer di bidang Security Alarm, dan Certified IT Surveillance Engineer yaitu pemasangan CCTV berbasis IP (Internet Protocol) atau digital CCTV.
Selain itu juga di bidang Certified Network Control Engineer yaitu bagaimana memasang akses kontrol seperti kunci-kunci elektronik, kontrol dengan kartu, ibu jari, maupun wajah.
"Kita ingin ada awareness agar jangan sampai hanya sembarangan pasang tapi harus dibuktikan. Jadi perlu standardisasi kompetensi. Sebenarnya negara sudah membuat sertifikasi profesi namun di bidang security ini belum ada. Karena di Indonesia masih belum jelas apakah security ini bidang ilmu sendiri atau masuk digolongkan ke bidang lain,” ujar Darwin.
Baca: Menteri BUMN Uji Coba Lagi Sistem Transaksi Single Lane Free Flow Bareng Jasa Marga
Darwin Lestari Tan menambahkan, selama ini dunia security ini belum ada pendidikan resmi atau khusus seperti jurusan lain misalnya teknik sipil atau arsitektur. banyak sekali yang berkecimpung di bidang security ini berasal dari berbagai bidang seperti IT, elektronik dan sebagainya.
Rakornas ke-2 ini mengangkat tema Empowering Knowledge and Collaboration for Safer Indonesia. Tema ini mengingatkan agar industri security lebih profesional.
Ketua Umum Aiskindo, Stefanus Ronald Juanto, mengatakan, Rakernas kali ini diikuti seluruh perwakilan daerah Aiskindo tersebut guna meningkatkan kebersamaan para pelaku industri sistem keamanan.
Ronald menegaskan, dunia security memerlukan satu standardisasi pengetahuan yang memadai yang bisa disebut profesional di bidang security.
Baca: BI Yakin Kurs Rupiah Tahun Ini Lebih Stabil
“Karena itu, Rakernas mengangkat tema empowering yaitu bagaimana kita memberdayakan pengetahuan dan kolaborasi atau kerjasama untuk membangun Indonesia yang lebih aman,” ujar Ronald.
Dalam paparan berjudul The Future of Security Industry and professionalism, Darwin menekankan betapa pentingnya sertifikasi.
Alasannya, ilmu security sudah berdiri sendiri.
"Jika kita mendengar kata security di Indonesia selalu mengacu pada teknologi seperti CCTV, alarm dan alat-alat lainnya. Padahal security adalah suatu strategi dimana peranan teknologi hanya sebagian dari semua konsep dan strategi itu. Di dalamnya ada unsur Crime Prevention, Security Management, Counter Terorism, dan lan-lain,” ujarnya.
Dia juga menekankan, SDM Indonesia harus bersaing dengan SDM dari negara tetangga, minimal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yakni dari Singapura atau Thailand.