Sophos Kenalkan Teknologi Keamanan Intercept X for Server dengan EDR untuk Perangi Cyberattacks
Dengan menambahkan EDR pada Intercept X for Server, manajer IT dapat menyelidiki serangan-serangan siber terhadap server yang menjadi target serangan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan keamanan jaringan dan endpoint Sophos mengumumkan peluncuran Intercept X for Server dengan Endpoint Detection and Response (EDR) untuk menghadapi serangan siber.
Dengan menambahkan EDR pada Intercept X for Server, manajer IT dapat menyelidiki serangan-serangan siber terhadap server yang selama ini menjadi target yang sering dicari karena berharganya nilai data yang tersimpan pada server.
Penjahat siber secara berkala mengembangkan metode mereka dan kini menggabungkan kemampuan otomasi dengan peretasan agar berhasil menjalankan serangan kepada server-server.
Serangan rumit jenis baru mengabungkan penggunaan bot untuk mengidentifikasi calon korban dengan active adversaries sehingga dapat menentukan siapa yang akan diserang dan cara menyerangnya.
Worms Deliver Cryptomining Malware to Web Servers, dalam artikel SophosLabs Uncut menegaskan bagaimana mudahnya para penjahat siber untuk memanfaatkan bot untuk menemukan sasaran yang lemah. Laporan tersebut menjelaskan, serangan otomatis yang mampu mengirimkan bermacam kode berbahaya ke server-server.
Anatomi Blended Cyberattack
Saat bot mengidentifikasi sasaran yang potensial, para penjahat siber menggunakan kecerdasan mereka memilih korban berdasarkan lingkup data sensitif atau kekayaan intelektual yang dimiliki sebuah lembaga, kemampuan untuk membayar tebusan, atau akses ke server-server dan jaringan lain.
Langkah terakhir adalah logis dan manual: masuk ke dalam sistem, menghindari deteksi dan bergerak lateral untuk menyelesaikan misi.
Tujuannya agar bisa menyelinap masuk diam-diam untuk mencuri data penting lalu keluar tanpa diketahui, melumpuhkan cadangan data dan mengenkripsi server-server untuk meminta tebusan dalam jumlah besar, atau menggunakan server sebagai landasan untuk menyerang perusahaan-perusahaan lain.
Baca: DFSK Siap Kenalkan Mobil Listrik dan Varian Tertinggi SUV Glory 560 di GIIAS 2019
“Blended cyberattacks yang tadinya hanya bagian kecil dari nation state attackers kini menjadi praktek yang umum di kalangan penjahat siber karena serangan ini menguntungkan. Perbedaannya adalah para nation state attackers cenderung bertahan di dalam jaringan cukup lama sementara penjahat siber biasa mengejar kesempatan mendapatkan uang dengan cepat,” sebut Dan Schiappa, Chief Product Officer Sophos dalam keterangan persnya kepada Tribunnews, Jumat (28/6/2019).
Dan Schiappa menjelaskan, kebanyakan malware saat ini bekerja secara otomatis sehingga mudah bagi para penyerang untuk menemukan sebuah lembaga yang postur keamanannya lemah, menilai potensi pembayaran mereka, dan teknik-teknik peretasan menggunakan teknik peretasan hand-to-keyboard untuk membuat kerugian sebanyak mungkin.
Sophos mampu menjelaskan bagaimana blended cyberattacks bekerja dalam video ini, Intercept X for Server dengan Endpoint Detection and Response (EDR).
Sophos Intercept X untuk Peladen dengan EDR
Dengan Intercept X for Server with EDR dari Sophos, manajer IT pada perusahaan berbagai ukuran, kini memiliki pandangan terhadap semua server yang mereka miliki dari sisi keamanan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendeteksi serangan tersembunyi secara proaktif, memahami lebih baik dampak insiden keamanan dan dengan cepat membayangkan serangan secara lengkap.
“Saat ancaman masuk ke dalam jaringan, mereka langsung menuju ke server. Sayangnya, ciri khas dari server membuat banyak lembaga enggan melakukan perubahan yang seringkali menunda patch deployment. Para penjahat siber mengandalkan kesempatan ini," jelasnya.
Dia menambahkan, jika lembaga-lembaga menjadi korban sebuah serangan, mereka perlu tahu keseluruhan konteks perangkat dan server mana yang terkena serangan agar lembaga dapat meningkatkan keamanannya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan peraturan yang lebih ketat.
"Mengetahui informasi ini dengan tepat pertama dapat membantu bisnis untuk menyelesaikan masalah-masalah dengan lebih cepat dan mencegah terulang kembali pencurian data,” beber Schiappa.
Jika para regulator mengandalkan forensik digital sebagai bukti kehilangan data, maka bisnis dapat mengandalkan forensik yang sama untuk menunjukkan data mereka tidak dicuri. "Sophos Intercept X for Server with EDR memberikan pemahaman dan intelijen keamanan yang diperlukan,” tegasnya.
Sophos Intercept X for Server with EDR memperluas penawaran EDR dari Sophos yang pertama kali diumumkan bagi endpoints di Oktober 2018. Sophos EDR didukung oleh teknologi pembelajaran mendalam (deep learning) untuk mendeteksi malware.
Deep learning neural network diajarkan ke ratusan ribu sampel untuk mencari atribut mencurigakan dari kode berbahaya untuk mendeteksi ancaman yang belum pernah ada. Teknologi ini memberikan analisis ahli terhadap potensi serangan dengan membandingkan DNA dari file mencurigakan terhadap sampel malware yang telah dikelompokkan di SophosLabs.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa perhatian akan kurangnya keamanan dan kemampuan sudah menjadi perhatian manajer IT dan keamanan di banyak lembaga," jelas Fernando Montenegro, Senior Industry Analyst di 451 Research.
Dengan ancaman siber yang datang dari berbagai vector dan secara konstan, kalangan bisnis tidak boleh memiliki gap pada visibilitasnya. "Bersamaan dengan tim keamanan yang berusaha meningkatkan perlindungan, kami yakin dengan mengawinkan fitur EDR dan visibilitas di seluruh endpoint dan server adalah langkah positif ke depan menuju efisiensi yang lebih baik,” kata Fernando.
Dengan fitur EDR dari Sophos, manajer IT juga memiliki akses langsung terhadap intelijen dari SophosLabs, penyelidikan terpandu pada kejadian-kejadian mencurigakan, dan langkah-langkah yang disarankan. Untuk menjaga visibilitas penuh pada ancaman, SophosLabs menelusuri, mendekonstruksi dan menganalisa 400.000 serangan malware yang unik dan belum pernah ada sebelumnya, setiap hari.
Sam Heard, presiden dari Data Integrity Services, mitra Sophos di Lakeland, Florida mengatakan, pelanggan Sophos menggunakan Intercept X with EDR dari Sophos untuk endpoint mereka dan masukan yang diterima adalah EDR dari Sophos mudah diimplementasikan, mudah digunakan dan mudah dikelola.
"Hal ini mengurangi tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk mengelola EDR dan membuat pelanggan kami lebih efektif melindungi server, yang merupakan faktor penting mengingat tingginya tingkat serangan di sini,” ujar Sam Heard.