Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan, warung-warung tradisional yang persebarannya hingga ke pelosok negeri akan menjadi fokus garapan Bukalap dalam 5 tahun ke depan.

Dia mengatakan, warung tradisional merupakan pendorong geliat ekonomi yang berkontribusi terhadap 65 - 70 persen transaksi ritel di Indonesia.

Selama dua tahun ini, Mitra Bukalapak membantu para pemilik warung tradisional dan masyarakat sekitarnya agar lebih adaptif terhadap teknologi melalui pengenalan teknologi pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

“Warung tradisional bisa meningkatkan kapasitas bisnis melalui penjualan token listrik, pulsa, dan produk virtual lainnya. Kami percaya teknologi itu harus dapat diakses oleh siapa saja dari berbagai latar belakang usia dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” ujar Fajrin, Sabtu (9/11/2019).

Bulan Agustus lalu, Mitra Bukalapak mendukung Bank Indonesia dalam mengimplementasikan QRIS di 1000 Mitra Bukalapak dapat menerima pembayaran Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) seperti Link Aja, Gopay, OVO, DANA dan lainnya.

Ke depannya, implementasi QRIS akan dilakukan di 10.000 Mitra Bukalapak hingga Desember 2019.

Bukalapak kini menjadi marketplace pertama yang bekerja sama dengan Google Bisnisku.

“Saat ini, sekitar 95.000 Warung Mitra Bukalapak yang telah mendaftarkan bisnisnya di Google Bisnisku dapat muncul pada halaman pencarian seperti Google Maps dan Penelusuran Google,” katanya.

Buhari, pemilik warung Mitra Bukalapak di Kemayoran, Jakarta Pusat, mengaku senang bisa bermitra dengan Bukalapak.

“Apa yang saya harapkan bisa jadi kenyataan. Sekarang, warung saya bisa dipromosiin ke jutaan orang di Google. Jadi nambah kenalan, nambah pelanggan, otomatis nambah juga pemasukan,” aku Buhari.

Bukalapak juga menjalankan program-program kerja sama dengan berbagai pemerintahan demi mendorong terciptanya ekosistem digital di berbagai daerah.