Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Pemerintah Siapkan Insentif untuk Pelaku Usaha Energi Terbarukan dan Konservasi Energi

Hariyanto tidak merinci secara detail insentif dan kompensasi yang akan diberikan tersebut.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pemerintah Siapkan Insentif untuk Pelaku Usaha Energi Terbarukan dan Konservasi Energi
Istimewa
Ilustrasi/Energi terbarukan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah tengah menyiapkan Peraturan Presiden terkait Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Di Perpres tersebut, pelaku usaha di sektor industri EBTKE akan mendapatkan insentif dan kompensasi.

Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia Hariyanto mengatakan, insentif dan kompensasi diberikan agar pelaku usaha di industri fossil fuel mau beralih ke energi baru terbarukan.

Namun, Hariyanto tidak merinci secara detail insentif dan kompensasi yang akan diberikan tersebut.

“Poin pentingnya dalam perpres itu soal harga yang akan ditinjau agar bisa menarik investor masuk ke sektor energi baru terbarukan.

Selain itu juga akan mengatur soal kuota yang ditentukan oleh Kementerian ESDM, tujuannya agar bisa tercapai target 23 persen bauran energi pada 2045," Hariyanto saat webinar Sustainable Action for the Future Economoy, Rabu (26/8/2020).

Baca: MA Tolak Gugatan Perpres 64/2020, KPCDI Tagih Janji DPR

"Dan yang tidak kalah penting adalah insentif dan juga kompensasi. Contohnya, insentif untuk pembangunan pembangkit listrik panas bumi serta listrik. Insentif diharapkan bisa menurunkan tarif panas bumi sehingga kompetitif,” tambahnya. 

Baca: Keresahan Mulan Jameela Soal Utang PLN Hingga Rp694,79 Triliun Hingga Tagihan Listrik

Berita Rekomendasi

Ketua Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia Arthur Simatupang mengatakan, perpres EBTKE diyakini bisa menarik investor untuk masuk ke sektor energi baru dan terbarukan.

“Saat ini, sejumlah pelaku usaha sudah mulai tertarik untuk switching ke EBTKE, pertama karena sudah ada regulasi dan juga biaya yang terus turun dalam lima tahun terakhir,” ujar Arthur.

Direktur Mega Project PT PLN (Persero) M. Ikhsan Asaad mengatakan, PLN juga sudah mulai melakukan transisi energi dari fossil fuel ke energi terbarukan. Salah satunya adalah dengan melakukan program dedisielisasi 2.600 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Tujuan dedieselisasi adalah mengganti penggunaan energi fosil impor menjadi energi yang sustainable, menurunkan BPP dan meningkatkan ekonomi masyarakat desa.

Selain itu, PLN juga mulai mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik. Tahun ini ditargetkan ada 168 titik SPKLU dengan konsumsi 12 Kwh per hari per mobil listrik atau 4.380 Kwh per tahun per mobil listrik.

“Kenapa PLN menganggap mobil listrik penting? Karena visinya adalah zero impor minyak dan misinya mempercepat laju pertumbuhan mobil listrik seperti Norwegia serta meningkatkan penjualan energi listrik,” jelas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas