Beralih ke Platform Digital Menjaga Bisnis Perusahaan Tetap Tumbuh di Masa Pandemi
Bekerja dan berbisnis menggunakan teknologi digital telah menopang kelangsungan hidup banyak sektor bisnis.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pandemi Covid-19 membawa ketidakpastian dan perubahan yang tidak menentu bak roller coster yang umumnya membawa ketidaknyamanan bagi pelaku bisnis.
Founder PT Cybertrend Intrabuana, Nadia Alatas mengatakan, pemimpin perusahaan harus dapat mengambil keputusan cepat dan tepat untuk mengendalikan biaya operasional dan menjaga likuiditas.
“Mereka perlu menentukan prioritas dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan. Perusahaan perlu berfokus pada strategi menghadapi tantangan demi kelangsungan bisnis di era new normal,” ujar Nadia di Jakarta, Kamis (27/08/20).
Nadia menjelaskan, beralih ke platform digital kini menjadi lebih penting dari sebelumnya. Bekerja dan berbisnis menggunakan teknologi digital telah menopang kelangsungan hidup banyak sektor bisnis.
"Transformasi digital tidak lagi menjadi sesuatu yang baik untuk dimiliki (nice to have) melainkan jadi harus dimiliki (must have)," ujarnya.
“Customer, supplier dan semua ekosistem yang berperan harus beralih ke platform digital. Inti dari tranformasi digital adalah data. Setiap transformasi digital adalah transformasi data,” jelasnya.
Nadia menambahkan, segala sesuatu yang bersifat digital menghasilkan data, dan semua data tidak berarti apa-apa jika tidak ditindaklanjuti, dianalisa dan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan bisnis, layanan publik, konsumen dan lainnya.
Baca: Mitra Tokopedia Ajak Pemilik Warung dan Toko Kelontong Masuk ke Platform Digital
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyatakan, pemerintah menggunakan data sains dalam menetapkan kebijakan agar tepat sasaran.
Hal ini yang digunakan pemerintah saat menerapkan kebijakan tatanan normal baru (new normal) dalam rangka menuju masyarakat produktif dan aman dari wabah Covid-19.
Baca: Bos Smesco: 301.115 UMKM Mulai Manfaatkan Platform Digital
Data science adalah bidang multi-disiplin yang menggunakan metode, proses, algoritma, dan sistem ilmiah untuk mengekstrak pengetahuan dan wawasan dari banyak data struktural dan tidak terstruktur.
Dalam penerapannya, data science banyak melibatkan ilmu programming, komputer, statistik, analisa prediktif, machine learning ditambah dengan pengetahuan tentang domain business dari subjek area yang menjadi focus solusi.
Machine learning ini menjadi bagian dari penerapan ilmu kecerdasan buatan/artificial intelligance (AI).
“Namun dalam penerapan teknologi data science dan AI masih banyak mengalami hambatan. Bukan hanya soal adaptasi teknologi, tetapi juga kesiapan budaya dari perusahaan,” ujar Nadia.
Untuk itu, diperlukan perubahan pola pikir (mindset), perilaku dan kebiasaan untuk menjadikan semua keputusan yang dibuat perusahaan harus berfakta atas data, dengan dukungan teknologi data science dan AI.
Jika hal ini dipenuhi akan memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage) buat perusahaan, terlebih lagi di masa krisis pandemic seperti saat ini.
Nadia memaparkan, perusahaan berbasis data (data driven company) dimulai dari langkah ketika semua pelaku di perusahaan dari level top manajemen sampai level staf sudah menjadi kebiasaan dan budaya untuk menggunakan data melalui proses data analytics dalam mendukung pengambilan keputusan.
“Ketahanan dan kesuksesan perusahaan dalam menghadapi krisis tergantung pada bagaimana kemampuannya sebagai perusahaan yang berbasis data,” ujarnya.
Wanita yang terpilih sebagai tokoh menginspirasi mewakili Asia Pasific dalam International Tableau Conference ini juga menegaskan, dalam penerapan budaya atas data, membutuhkan beberapa komponen utama yakni strategi, sumber daya manusia (SDM), serta proses dan teknologi.
Pertama, pengembangan strategi yang tepat untuk menentukan prioritas, output dan tujuan yang selaras dengan rencana bisnis perusahaan.
Kedua, pengembangan SDM juga menjadi yang sangat penting disini. Perusahaan harus memprioritaskan pengetahuan dan kemampuan data science pada proses recruitment, serta pengembangan SDM dalam program-program pelatihan kerja yang diperlukan.
Ketiga, kemampuan desain dan analytical thinking juga menjadi penting di sini. Untuk memperoleh manfaat dari data, karyawan perlu memiliki keterampilan untuk memahami dan melakukan proses analisa data.
Keempat, pemanfaatan data membutuhkan proses yang solid, memastikan akurasi, serta distribusi dan aksesnya. Proses ini juga mencakup bagaimana mendapat kanwawasan (insight) yang terkandung dari data tersebut untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
Untuk membangun kapasitas ini, diperlukan kerangka kerja tata kelola dan model operasional yang kokoh tapi tetap dapatberadaptasi terhadap dinamika perubahan (agile) dengan kerangka kerja pengukuran kinerja dan mekanisme umpan balik (feedback).
Di area ini, Cybertrend hadir sebagai peruahaan konsultan data science dan AI dengan berbekal kemampuan data analytics, kedalaman keahlian di area AI dan data science, pengalaman implementasi di berbagai industri.
Perusahaan ini berhasil mengaplikasikan AI dan Data Science di berbagai industry antara lain telekomunikasi, perbankan, keuangan, kesehatan, sektor publik, retail, consumer goods, e-commerce, manufaktur, jasa, pendidikan, perkebunan, transportasi, dan pertambangan.
“Area layanan Cybertrend melingkupi tahapan dalam proses transformasi data meliputi strategi, data warehousing & business intelligence, data analytics, solusi data Science & AI, data governance & master data management dan solusi cloud e-data analytic,” tegasnya.
Country Manager Tableau Souteast Asia Leslie Ong mengemukakan misi Tableau dari awal adalah untuk membantu orang melihat dan memahami data.
Selama pandemi Tableau mendengarkan kecemasan dari para customer yang disimpulkan menjadi tiga kecemasan besar yakni bagaimana menjaga stabilitas usaha, kapan dan bagaimana caranya untuk membuka kembali bisnis yang sempat terhambat, dan bagaimana cara untuk membuat usaha semakin berkembang.
Senior Vice President Enterprise Data Management (EDM) PT Bank Mandiri Tbk Billie Setiawan mengatakan, perusahaannya menjadi salah satu contoh korporasi yang menyiapkan dan mempertahankan organisasinya menjadi Data-Driven Culture.
Bank Mandiri memberdayakan setiap divisi di bank dengan self-service analytics dalam membuat keputusan yang lebih baik dan cepat, sesuai dengan wawasan dan kebutuhannya.