Netflix Ajak Sineas Kembangkan Kapasitas dalam Penggarapan Pascaproduksi Film Indonesia
Netflix mengundang sekitar 300 sineas lokal untuk mengikuti workshop virtual membahas proses pascaproduksi di Netflix.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Layanan video streaming Netflix saat ini agresif mengajak kreator film lokal memproduksi karya film dengan konten asli Indonesia untuk ditayangkan di platform-nya.
Mendukung upaya ini, Netflix mengundang sekitar 300 sineas lokal untuk mengikuti workshop virtual membahas proses pascaproduksi di Netflix.
Di program bebas biaya ini para insan kreatif film lokal belajar mengenai manajemen pascaproduksi, lokalisasi, proses penyuntingan gambar dan suara, serta manajemen aset di Netflix.
Workshop ini merupakan bagian dari rangkaian Program Pengembangan Kapasitas Kreatif insan perfilman Indonesia kerja sama Netflix dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senilai 1 juta dolar Amerika Serikat, atau lebih dari Rp14 miliar yang diumumkan pada Januari 2020.
Baca: Rekomendasi Tayangan Terbaru Netflix Indonesia di Bulan September 2020, Ave Maryam hingga #Alive
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengatakan, pihaknya senang bisa bermitra dengan Netflix yang telah membagi praktik terbaik tentang proses pascaproduksi di Netflix untuk meningkatkan kapasitas komunitas kreatif lokal.
"Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan cerita-cerita luar biasa untuk dinikmati penonton global, dan kami berharap dapat menghasilkan konten-konten berkualitas yang diproduksi dengan standar kelas dunia sehingga dapat mempromosikan budaya Indonesia," ujarnya.
Baca: Netflix akan Hadirkan Film Thriller Korea Terbaru Berjudul #Alive, Wabah Misterius Menyebar di Seoul
Netflix memanfaatkan teknologi untuk mendukung penceritaan yang luar biasa dan tetap melindungi visi kreatif para kreator, serta mempertahankan kualitas gambar dan suara berkualitas tinggi saat kamera mulai merekam, hingga saat pelanggan Netflix menonton hasil akhir yang terlihat dan terdengar persis seperti yang diharapkan, saat mereka menontonnya di perangkat apa pun.
Gavin Barclay, Director Post Production, APAC, Netflix, menyatakan yakin ke depan akan ada lebih banyak lagi cerita hebat yang dapat ditemukan di Indonesia.
"Kami ingin memainkan peran kami dengan cara membagikan praktik-praktik pascaproduksi terbaik kepada komunitas kreatif lokal sehingga mereka dapat membuat cerita Indonesia yang terbaik di kelasnya," ungkap Gavin dalam keterangan persnya, Sabtu (29/8/2020).
Gavin menambahkan, Netflix baru saja memulai upaya ini di Indonesia dan pihaknya sangat bersemangat mengembangkan kemitraan jangka panjang dengan studio dan sineas lokal.
Sejak kehadirannya di Indonesia pada 2016, Netflix secara aktif menaruh kepercayaan pada sineas Indonesia melalui berbagai bentuk kerja sama dengan mitra lokal, seperti Starvision, Falcon Pictures, Visinema Pictures, Lifelike Pictures, MILES Films, dan BASE Entertainment.
Baca: Teaser Terbaru Serial Fantasi Korea The School Nurse Files Resmi Rilis, Segera Tayang di Netflix
Baru-baru ini Netflix menandatangani kerja sama produksi 2 film dari Indonesia yang rencananya akan tayang di 2021, serta telah melisensi sejumlah besar tayangan lokal.
Menanggapi digelarnya workshop ini, Salman Aristo, konten kreator sekaligus CEO Wahana Kreator Nusantara berpendapat, workshop semacam ini sangat penting bagi sineas Indonesia.
Alasannya, karena memang kegiatan semacam ini sangat jarang diadakan.
"Pascaproduksi merupakan proses yang sangat krusial dan menjadi tempat kita menata dan memasak, sehingga bukan hanya dari sisi teknis yang kita perlu jaga, tapi juga dari sisi kreatif," beber Salman Aristo.
"Yang paling krusial bagi saya di workshop ini adalah pemahaman pekerjaan pascaproduksi itu tempatnya tidak di akhir. Ini salah satu hal menarik yang saya peroleh dan saya sangat setuju sekali. Di tempat saya, Wahana Kreator, tim penyunting, color grading, dan sound sudah kita libatkan sejak awal misalnya ketika diskusi skenario untuk mendengarkan arah cerita ini mau kemana, proses kreatifnya seperti apa," ujarnya.
Ifa Isfansyah, produser dan sutradara Fourcolours Films mengatakan, sebagai kreator, sineas harus memikirkan teknis hasil akhir karena visi kreatif film merupakan sebuah seni yang tidak bisa bekerja sendirian.
"Kita juga harus memikirkan apa yang diinginkan oleh pasar," ungkap Ifa.
Ifa menambahkan, saat ini output karya di dunia digital juga mendominasi, terutama Netflix yang menghasilkan tidak hanya cerita atau visi kreatif tapi juga kualitas teknis yang bagus.
"Artinya, kreator juga perlu memiliki pandangan bahwa proses realisasi visi mereka harus terjaga, mulai dari ide, pengembangan ide, proses syuting, hingga pascaproduksi. Proses yang panjang ini sangat mungkin membuat visi kreatif tersebut tidak terjaga," ungkap Ifa Isfansyah.