Bisnis Banyak Terdisrupsi, Kenali Tujuh Tanda Kesiapan Perusahaan Terapkan Intelligent Operations
Accenture dan HfS dalam laporan terbarunya memaparkan, hampir 80 persen perusahaan memiliki kekhawatiran akan disrupsi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di semua industri, lonjakan data tidak terstruktur sedang merombak pasar. Munculnya bisnis-bisnis baru yang mendisrupsi yang tampil inovatif dan berubahnya ekspektasi pelanggan, mengharuskan perusahaan fokus pada transformasi digital.
Accenture dan HfS dalam laporan terbarunya memaparkan, hampir 80 persen perusahaan memiliki kekhawatiran akan disrupsi. Pimpinan operasional paling mengkhawatirkan pendatang digital baru.
Sementara itu, hampir 80 persen pimpinan operasional memperkirakan bahwa 50–90% informasi mereka tidak terstruktur. Selain itu, data tersebut sebagian besar tidak terjangkau dan tersekat-sekat di berbagai basis data dan sistem.
Saat ditanya tentang cara agar perusahaan mereka dapat meningkatkan kelincahan operasional, jawaban 27% responden mengarah ke strategi keterlibatan pelanggan yang menyeluruh.
Disebutkan, institusi bisnis yang lambat memanfaatkan kombinasi dahsyat antara teknologi dan data untuk memenuhi tuntutan pelanggan dan mentransformasi kegiatan operasionalnya berisiko kalah bersaing.
Baca: Robot Humanoid Raksasa Jalani Uji Coba di Jepang, Dibikin Berdasar Cerita Anime Klasik
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki visi ke depan merespons faktor-faktor ini dengan menyelaraskan prioritas strategis dan Intelligent Operations, suatu tingkat kematangan yang memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), automasi, dan kecerdasan manusia untuk memperoleh daya saing yang berkelanjutan.
Baca: C3X, Kamera Pengawas Lensa Ganda dengan Color Night Vision dan AI Deep Learning
Bagaimana agar perusahaan Anda dapat mengikuti jejak perusahaan bervisi ke depan ini? Zakir Ahmed, Senior Vice President & General Manager Kofax untuk Asia Pasifik dan Jepang menyarankan agar pengusaha menggunakan tujuh tanda berikut ini untuk mengevaluasi tingkat kematangan Intelligent Operations-nya.
1. Mengetahui kekuatan penemuan proses
Survei Forbes Insight baru-baru ini menemukan 90% eksekutif senior meyakini bahwa kepemimpinan mereka menyadari pentingnya automasi proses bagi kesuksesan di masa depan. Transformasi kegiatan operasional dimulai dengan memahami keadaan proses bisnis yang Anda kelola saat ini.
Penemuan proses dapat membantu menghasilkan gambaran yang akurat dari kegiatan operasional dan mengidentifikasi peluang untuk automasi dengan menyediakan rincian proses, yang meliputi durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses, jumlah titik sentuh manual, sistem yang dilibatkan, urutan tugas, dan banyak lagi.
Baca: Cara Mengikuti Blind Pre-Order di Peluncuran Vivo V20 Series, 29 September
Wawasan dari penemuan proses tersebut dapat digunakan untuk memprioritaskan proses yang tidak efisien agar dapat dirancang ulang atau diautomasi demi efisiensi operasional yang lebih baik.
2. Prioritaskan penyesuaian ulang tenaga kerja
Meskipun teknologi digital penting, peran sumber daya manusia masih sangat menentukan dalam Intelligent Operations. Ketika perusahaan menemukan keseimbangan yang tepat antara sumber daya manusia dan pekerja digital, waktu karyawan dapat dimanfaatkan untuk proyek-proyek strategis bernilai tambah yang tidak bisa ditangani rekan kerja digital mereka.
Teknologi automasi cerdas seperti Automasi Proses Robotik (Robotic Process Automation/RPA) yang menangani tugas rutin dan repetitif memungkinkan tenaga kerja manusia untuk fokus pada inovasi.
3. Anda telah memanfaatkan seluruh potensi data dan analitik
Sebanyak 90% responden survei Accenture dan HfS berpendapat, keputusan berdasarkan data akan membantu mereka menciptakan wawasan pelanggan yang sangat penting. Tidak heran jika saat ini lebih dari 85% perusahaan tengah mengembangkan strategi untuk menganalisis aset data mereka dengan lebih baik.
Rencana untuk menggabungkan data terstruktur dan tidak terstruktur dari sumber internal maupun eksternal harus menjadi komponen inti dari strategi data.
4. Proses bisnis sudah dilengkapi AI
Hanya dengan menggunakan RPA saja, sejumlah perusahaan telah menyadari keuntungan signifikan yang diperoleh, yaitu peningkatan sebesar lebih dari 25% pada tingkat kepuasan karyawan, efisiensi, dan retensi pelanggan. Kendati canggihnya AI, efisiensi kegiatan operasional secara luas baru dapat dicapai ketika dikombinasikan dengan teknologi automasi.
Memadukan pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) dan pembelajaran mesin (Machine Learning/ML) ke dalam kegiatan operasional bisnis Anda membuka jalan untuk mengumpulkan dan memproses data lebih cepat, sekaligus mengautomasi proses berbasis pengetahuan.
Berpadunya automasi, analitik tingkat lanjut, dan AI menempatkan perusahaan di posisi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai keterlibatan pelanggan yang lebih baik serta mendorong terciptanya keunggulan operasional.
5. Sudah gunakan cloud
Komputasi awan atau cloud membuat perusahaan Anda mampu menskalakan diri secara efektif sekaligus beradaptasi secara cepat terhadap teknologi yang terus berubah dalam lingkungan yang aman.
Baik melalui pendekatan single cloud maupun multi cloud, keduanya meningkatkan proses bisnis sekaligus memungkinkan adopsi teknologi baru yang lebih cepat serta penghematan biaya operasional.
Kemampuan untuk menambah atau menghapus layanan dengan mudah meningkatkan kelincahan dan fleksibilitas.
6. Memiliki ekosistem mitra yang kuat
Kemitraan merupakan bagian penting dari perjalanan Intelligent Operations. Perusahaan yang kompetitif menjalin simbiosis dengan perusahaan rintisan, integrator sistem, serta penyedia teknologi dan platform untuk mencapai tujuan transformasi.
Dibanding membangun solusi teknologi sendiri, aliansi kolaboratif dengan perusahaan inovatif di pasar memungkinkan transformasi operasional tercapai lebih cepat.
7. Memanfaatkan manajemen SDM digital dengan baik
Seiring penskalaan automasi ke seluruh penjuru perusahaan, kebutuhan untuk mengelola, memonitor, dan mengatur penerapan automasi turut meningkat.
Dari sudut pandang kepatuhan, penting bagi TI untuk memiliki visibilitas terhadap sistem, proses, dan hak-hak istimewa yang diberikan ke tiap pekerja digital.
Cara paling efektif untuk mengelola automasi perusahaan adalah melalui satu platform yang memberikan wawasan, mengatur orkestrasi proses, dan melabeli (tagging) tenaga kerja digital.
Perusahaan yang telah memenuhi seluruh faktor pada daftar di atas beroperasi pada tingkat yang berbeda dari perusahaan yang masih berjuang dengan proses manual dan teknologi yang ketinggalan zaman.
Pergeseran menuju Intelligent Operations menghasilkan keseimbangan yang tepat antara talenta manusia, automasi cerdas, dan kemitraan strategis.
Dengan membantu perusahaan modern agar mampu memperoleh lebih banyak wawasan data, menciptakan pengalaman pelanggan yang istimewa, serta meningkatkan efisiensi operasi bisnis, Intelligent Operations menjadi landasan kuat yang mampu mendukung perusahaan untuk berfungsi seperti di masa depan, saat ini juga.