eFishery dan Baba Rafi Maksimalkan Internet of Things untuk Waralaba Tambak Udang Vaname
Kerja sama eFishery dan Baba Rafi berfokus pada pengelolaan franchise tambak udang vaname melalui pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Saat ini teknologi digital telah banyak dimanfaatkan oleh beragam sektor bisnis, termasuk franchise yang berfokus pada bidang pertambakan untuk mendorong peningkatan terhadap kualitas produksi yang dihasilkan.
Misalnya, seperti yang dijalankan oleh perusahaan rintisan agriculture technology (agritech). eFishery kini memperluas kerja samanya dengan pelaku usaha, satu diantaranya dengan perusahaan waralaba makanan Baba Rafi.
Kerja sama keduanya berfokus pada pengelolaan franchise tambak udang vaname melalui pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Untuk fase pertama dalam kolaborasi ini, eFishery akan mengelola 71 tambak udang yang dikelola Baba Rafi seluas 40.000 meter.
CEO & Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan bahwa sebagai perusahaan agritech, pihaknya sangat menyambut baik kerja sama yang turut memanfaatkan teknologi di era revolusi industri 4.0 ini.
Baca juga: e-Fishery dan Baba Rafi Teken Kerjasama Waralaba Tambak Udang Vaname
Selain itu, eFishery tentunya juga memiliki ahli dalam pengaplikasian teknologi akuakultur.
"eFishery memiliki expertise dalam penguasaan teknologi akuakultur, dan kami sangat tertarik dengan kerja sama ini karena kami dapat mengaplikasikan teknologi sekaligus mengelola bisnis tambak udang secara end-to-end," ujar Gibran, di Bandung, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: XL Axiata Kembangkan Solusi IoT dan Machine Learning untuk Perbaiki Kualitas Budidaya Ikan dan Udang
Menurutnya, kerja sama ini akan menghasilkan output yang optimal karena dikelola dengan sangat baik oleh Baba Rafi dan eFishery.
"Selain itu, kerja sama dengan Baba Rafi yang ahli dalam mengelola franchise ini merupakan suatu bentuk strategic partnership, Baba Rafi yang menjalankan bisnis waralaba sedangkan eFishery yang mengelola operasional tambak," tegas Gibran.
Ia pun berharap, kerja sama ini akan memberikan banyak dampak positif, tidak hanya bagi masyarakat namun juga pemangku kepentingan (stakeholders).
"Kami berharap kolaborasi ini akan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan stakeholders lainnya," jelas Gibran.
Pada kesempatan yang sama Founder dan Group CEO Baba Rafi Enterprise
Hendy Setiono mengakui bahwa saat ini penggunaan teknologi sangat penting untuk mendongkrak bisnis waralaba, khususnya terkait udang vaname ini.
"Di era Revolusi Industri 4.0 ini, memang tidak bisa kita pungkiri peran teknologi dalam segala hal, salah satunya di bidang akuakultur, dan kami juga ingin turut berperan dalam perubahan tersebut," jelas Hendy.
Ia pun optimis, kerja sama yang baru saja terjalin dengan eFishery akan memberikan hasil yang optimal.
"Saya selalu percaya, dengan berkolaborasi banyak hal yang bisa kita capai dengan hasil yang lebih maksimal," kata Hendy.
Perlu diketahui, udang merupakan komoditas perikanan yang menjadi andalan Indonesia untuk diekspor ke luar negeri.
Terkait ekspor komoditas satu ini, jumlahnya bahkan mencapai hingga 40 persen dari seluruh ekspor perikanan.
Udang juga masuk dalam 10 komoditas non-migas dengan surplus terbesar di Indonesia.
Tentunya bisnis tambak udang ini sangat menjanjikan dan hal ini yang akhirnya membuat Baba Rafi tertarik untuk menggeluti bisnis tambak udang vaname dan menjadikannya sebagai bisnis dengan model waralaba.
Dalam kerja sama ini, eFishery ambil bagian sebagai technical expert yang akan mengatur manajemen operasional tambak dan memberikan pendampingan dari proses awal hingga akhir siklus pembudidayaan udang vaname.
Pendampingan ini dimulai dari proses penyediaan benih, pemilihan pakan hingga penyediaan teknologi pendukung.
Teknologi yang digunakan eFishery dalam mendukung budidaya ini, selain eFisheryFeeder yang mampu mengefisienkan FCR, juga menggunakan inovasi terbaru agar udang yang dibudidayakan tidak terkena penyakit.
Perlu diketahui, penyakit pada udang bisa menyebabkan penurunan hasil panen hingga mencapai 90 persen.
eFishery pun berkomitmen untuk menggunakan teknologi ini dalam upaya meningkatkan nilai produksi udang.
Bahkan menargetkan peningkatan kuantitas komoditas satu ini hingga 3 kali lipat dalam beberapa tahun mendatang.
"Potensi tambak udang di Indonesia amat besar, dan dengan target pemerintah untuk meningkatkan nilai produksi udang sebesar tiga kali lipat selama lima tahun ke depan, kita butuh inovasi bisnis agar hal ini dapat tercapai,"
papar Gibran.
Ia kembali menekankan, model waralaba tambak udang yang diterapkan oleh Baba Rafi ini adalah pola ekspansi bisnis yang sangat inovatif dan scalable.
Sehingga dapat secara cepat diimplementasikan untuk tambak udanh lainnya.
"Model ekspansi ini, dikombinasikan dengan teknologi serta layanan eFishery, diharapkan dapat menjadi standar dan contoh operasional tambak udang yang dapat direplikasi dengan cepat," tutur Gibran.
Gibran pun berharap melalui pemanfaatan teknologi ini, Indonesia bisa menjadi produsen tertinggi untuk komoditas satu ini.
"Kami berharap dapat menjadi lokomotif dalam mengakselerasi dan menjadikan Indonesia sebagai produsen udang nomer satu di dunia," jelas Gibran.
Terkait kolaborasi dengan Baba Rafi, eFishery tidak hanya mendukung melalui penerapan teknologi saja, namun juga memfasilitasi tambak udang vaname dengan teknisi handal yang telah berpengalaman dalam bidang pengelolaan tambak udang.
Selanjutnya, khusus untuk penjualan udang nantinya akan difasilitasi oleh Baba Rafi.
Sehingga para pemilik modal tidak akan kesulitan dalam memasarkan hasil panennya.
Penerapan teknologi oleh eFishery ini diperkirakan mampu menekan angka kegagalan panen hingga 50 persen.
Pendekatan sains yang dilakukan kali ini juga diharapkan mampu mendongkrak potensi Indonesia sebagai produsen nomor satu komoditas ini, menggeser China dan India.
Sejak didirikan tahun 2013 lalu, eFishery telah dikenal luas sebagai pemain utama di bidang teknologi akuakultur dan merupakan perusahaan aquaculture intelligence pertama di tanah air.
Sebelumnya, eFishery memang memulai debutnya dari produk eFisheryFeeder.
eFisheryFeeder ini merupakan alat pemberi pakan otomatis berbasis cloud yang mampu meningkatkan mutu dan hasil panen ikan dan udang.
Namun saat ini eFishery juga menawarkan solusi untuk memecahkan masalah lainnya di sektor akuakultur secara terintegrasi, yakni mengacu pada data dan teknologi.
Sementara untuk bisnis Baba Rafi, hingga saat ini telah mengelola 204 kolam tambak yang berlokasi di Subang dan Lampung.
Waralaba tambak udang vaname Baba Rafi ini telah memiliki ratusan investor, sejak diluncurkan pada 2017 lalu.
Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, akan ada 500 tambak yang dikelola secara digital oleh Baba Rafi dan eFishery.
Oleh karena itu, Baba Rafi mengajak masyarakat untuk menjadi investor bisnis waralaba udang ini.
Seluruh operasional dan manajemen bisnis pun akan dikelola oleh pihak Baba Rafi, sehingga para investor tidak perlu khawatir terkait keamanan dalam berinvestasinya.
Baba Rafi juga memastikan bahwa hasil produksi tambak udang vanamenya akan semakin terjaga dengan masuknya eFishery sebagai pengelola tambak.