Giliran Website Berkonten Aksara Lontara Kini Dikompetisikan
Kompetisi pembuatan website berkonten aksara lontara menjadi momentum penting dalam menyelamatkan warisan bangsa dari kepunahan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rangkaian perlombaan pembuatan website dengan konten aksara daerah yang diselenggarakan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) meluas ke daerah Sulawesi.
Bekerja sama dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara (YALN), PANDI menggelar lomba membuat website dengan konten aksara Lontara.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara, Nurhayati Rahman mengatakan, kompetisi pembuatan website berkonten aksara lontara menjadi momentum penting dalam menyelamatkan warisan bangsa dari kepunahan.
"Ikut dan berpartisipasi dalam lomba website ini, berarti ikut menyelamatkan warisan literasi kita," katanya.
Dewan Pembina YALN, Nirwan Ahmad Arsuka mengatakan, lomba ini merupakan momen penting untuk membuka portal yang menghubungkan masa kini dengan masa silam Nusantara.
Khususnya, masyarakat pemakai aksara lontara yang terbukti mampu menghasilkan kaya akan khazanah, antara lain mengandung epik La Galigo yang merupakan wiracarita terpanjang di dunia.
"Kegiatan ini juga menghubungkan masa silam dan masa kini dengan masa depan yang penuh kemungkinan kreatif, dimana masyarakat yang punya akar sejarah, budaya dan literasi yang kuat akan punya peluang yang lebih besar untuk aktif membentuk kenyataan masa depan tersebut," ujar Nirwan Ahmad.
Baca juga: Daftar Para Pemenang Lomba Pembuatan Website Berkonten Aksara Jawa
Wakil Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara, Andi Alifian Mallarangeng menilai, program Merajut Indonesia yang diusung PANDI bisa menggairahkan kembali dan membuktikan kepada dunia bahwa aksara nusantara dan budaya pendukungnya tetap hidup hingga saat ini.
Baca juga: Lomba Bikin Website Berkonten Aksara Sunda Diperpanjang Sampai Awal 2021
Andi mengatakan, saat ini dirinya membutuhkan website yang berbasis aksara nusantara untuk eksistensi bahwa huruf dan aksara Lontara masih digunakan sehari-hari didalam dunia digital.
“Dengan adanya website yang berbasis aksara Lontaraq, ini merupakan kesempatan, mari kita ikuti lomba membuat website berbasis aksara Lontaraq. Kita tunjukan bahwa di dunia digital, Lontara tetap eksis,” kata dia.
Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo mengatakan, ini menjadi kesempatan bagi masyarakat Sulawesi pada umumnya untuk bisa ikut melestarikan aksara daerahnya.
“Rangkaian program Merajut Indonesia melalui digitalisasi aksara nusantara telah bergeser ke Sulawesi, saatnya Masyarakat Bugis dan sekitarnya ikut andil dalam pelestarian aksara daerahnya melalui internet,” ujarnya.
Dia berharap agar kegiatan lomba tersebut bisa mendapatkan antusias tinggi dari masyarakat agar bisa menjadi pembuktian kepada ICANN bahwa aksara Lontara masih banyak dipergunakan hingga saat ini.