Sambut Hari Ibu 2020, Google Ajak Pengguna Buat Kartu Digital Interaktif Lewat Doodle
Sambut Hari Ibu 2020, Google Google Ajak Pengguna Buat Kartu Digital Interaktif Lewat Doodle. Berikut caranya.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Google Indonesia merayakan Hari Ibu 2020 lewat doodle.
Jika kamu membuka mesin pencarian dengan link Google.co.id, akan nampak Google Doodle pembuat kartu digital interaktif.
"Luangkan waktu untuk mengirimkan cinta kepada ibu hari ini! Telusuri "GoogleDoodles" di Gboard, GIF Keyboard menurut Tenor, atau penelusuran GIF di aplikasi sosial favorit Anda," tulis Google di laman resmi, Selasa (22/12/2020).
Kartu digital yang dibuat dari Google Doodles ini juga nantinya bisa dibagikan, baik lewat e-mail ataupun media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Baca juga: 50 Ucapan Selamat Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Cocok Dibagikan pada 22 Desember 2020
Baca juga: LINK Download Logo Perayaan Hari Ibu 2020, Berikut Tema dan Sejarah Hari Ibu di Indonesia
Pada tampilan depan pencarian Google, akan muncul tampilan doodle dengan huruf yang terbuat dari potongan kertas berwana ungu.
Di sekitarnya juga terdapat alat dan bahan kerajinan tangan seperti gunting, pita, amplop, pewarna, kancing, spidol, dan sebagainya.
Untuk membuat kartu digital, pengguna tinggal ketuk gambar doodle tersebut.
Nantinya akan muncul tampilan interaktif baru dengan latar belakang putih.
Untuk mengganti latar belakang, kamu cukup arahkan kursor atau ketuk kertas warna di pojok atas sebelah kiri.
Ada warna kertas atau latar belakang ungu, kuning, dan hijau.
Di bagian bawah ada pilihan penghapus, undo, reset, aksesoris untuk menghias kartu, dan menu send.
Kamu bisa menggunakan ornamen berbentuk hati, kancing beraneka warna, makaroni, GIF berbentuk kura-kura, dan ornamen tambahan lainnya termasuk bunga, kerang, rumput, bentuk bintang, hingga potongan kertas origami warna-warni.
Untuk memperbanyak ornamen, kamu bisa ketuk panah kiri atau kanan yang berwarna ungu di samping pihan ornamen.
Untuk menghapus, kamu bisa ketuk 'penghapus berwarna merah muda' sebelah kiri bawah.
Kemudian arahkan ke ornamen yang ingin kamu hapus.
Jika kurang menarik, kamu bisa mengulang pembuatan kartu digital dengan tekan menu gambar tempat sampah.
Ketika sudah selesai, kamu tinggal ketuk gambar amplop dengan tulisan 'kirim'.
Google memungkinkan pengguna membagikan kartu virtual tersebut ke platform lain seperti Twitter, Facebook, dan e-mail.
Doodle yang dibuat oleh Alyssa Winans ini hanya muncul di Indonesia hari ini, Selasa (22/12/2020) sebagai peringatan Hari Ibu ke-92.
Baca juga: 50 Ucapan Selamat Hari Ibu Bahasa Indonesia dan Inggris, Cocok Dibagikan pada 22 Desember 2020
Sejarah Hari Ibu di Indonesia
Dikutip dari Buku Panduan Pelaksaan Peringatan Hari Ibu ke-92 Tahun 2020 yang dirilis Kemen PPPA, lahirnya Peringatan Hari Ibu tak lepas dari perjuangan para perempuan Indonesia.
Bibit kebangkitan perjuangan perempuan Indonesia telah dimulai sebelum masa kemerdekaan, yang ditandai perjuangan pendekar perempuan di berbagai tempat di Indonesia, seperti Tjut Njak Dien di Aceh, Nji Ageng Serang di Jawa Barat, RA Kartini di Jawa Tengah, serta masih banyak lagi yang lain.
Dalam kurun waktu setelah kelahiran Budi Utomo pada 1908, banyak lahir perkumpulan perempuan di berbagai tempat, seperti Aisiyah, Wanita Katolik, Putri Merdeka, dan lain-lain.
Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.
Baca juga: Kumpulan Puisi Tema Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Cocok Jadi Kado Spesial untuk sang Ibu
Pada saat itu, sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.
Atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada 22-25 Desember 1928, diselenggarakanlah Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta.
Satu dari beberapa hasil kongres itu yakni terbentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).
Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.
Pada 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).
Pada 1935, diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.
Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.
Lalu pada 1938, Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Hari Ibu dikukuhkan Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.
Tahun 1946, badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.
Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.
Semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya, yang menggambarkan:
1. Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak;
2. Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak;
3. Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.
(Tribunnews.com/Fajar)