Begini Tips Memilah Informasi pada Media Sosial
Irawati menyarankan sebelum menerima informasi, pastikan berasal dari mana, apakah kanal resmi atau tidak
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang. Banyak dampak positif yang ditimbulkan.
Misalnya, segala pekerjaan dapat dilakukan secara mudah oleh teknologi. Tidak hanya itu, kini kita dapat mengetahui kabar orang yang sangat jauh jaraknya secara cepat.
Termasuk informasi pun kini dapat diakses secara mudah tanpa mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Namun di sisi lain, ada dampak negatif yang dapat ditimbulkan yaitu maraknya informasi yang tidak benar, alias kabar hoax.
Oleh karena itu penting untuk jeli dalam memilih informasi. Hal ini disampaikan oleh Subkoordinator Penyebarluasan Informasi Dit. Promkes, Theresia Irawati, SKM, M.Kes.
"Ini agar repot karena semua media sosial bisa menulis apa pun.
Tidak peduli yang disampaikan itu benar atau salah," ungkapnya ungkap dalam seminar daring, Rabu (3/3/2021).
Baca juga: Baru 2 Jam Menghirup Udara Bebas, Pria Ini Harus Kembali Masuk Penjara
Untuk itu, Irawati menyarankan sebelum menerima informasi, pastikan berasal dari mana. Apakah kanal resmi atau tidak. Selain itu pastikan juga, apakah informasi yang disampaikan adalah fakta atau justru opini.
Terkadang orang kerap tidak membaca sampai tuntas dan langsung mengambil kesimpulan. Padahal bisa saja tulisan tersebut bukanlah fakta, namun sekadar pendapat dari seseorang.
Irawati juga mengungkapkan bahwa informasi hoax biasanya memiliki judul yang bersifat provokatif.
Sebaiknya cari informasi yang sejenis namun dari sumber yang lain sebagai perbandingan. Kemudian bisa pula melakukan pengecekan dari foto.
Dan kalau memang ada indikasi berita hoax, Irawati menyarankan untuk tidak sungkan melapor ke Kominfo.
Aduan tersebut bisa dikirim ke aduankonten.id.
Baca juga: BIN: Penyebaran Info Hoax Jadi Tantangan Utama Penanganan Pandemi Covid-19
Menurut Irawati, orang pada umumnya kerap mendapatkan informasi dan langsung disebar begitu saja. Kadang berita sudah basi diangkat lagi, sehingga lama kelamaan malah menjadi berita yang dibenarkan.
"Salah satu tugas kita sebagai tenaga kesehatan adalah memberikan informasi yang akurat dan lengkap pada masyarakat.
Sehingga dapat menjadi pembanding dari berita hoax yang bertebaran di luar sana," pungkas Irawati.