Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Telkomsel Segera Wujudkan Jaringan 5G, Perlukah Ganti SIM Card?

Telkomsel telah mendapat lampu hijau dari pemerintah sebagai penyelengara internet pertama di Indonesia yang resmi menggelar jaringan 5G.

Editor: Sanusi
zoom-in Telkomsel Segera Wujudkan Jaringan 5G, Perlukah Ganti SIM Card?
IEE Innovation at Work
Operator seluler Telkomsel telah mendapat lampu hijau dari pemerintah sebagai penyelengara internet pertama di Indonesia yang resmi menggelar jaringan 5G.Kepastian itu didapat setelah Telkomsel berhasil menguji coba jaringan 5G dan mendapatkan hasil Uji Laik Operasi (ULO). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operator seluler Telkomsel telah mendapat lampu hijau dari pemerintah sebagai penyelengara internet pertama di Indonesia yang resmi menggelar jaringan 5G.

Kepastian itu didapat setelah Telkomsel berhasil menguji coba jaringan 5G dan mendapatkan hasil Uji Laik Operasi (ULO).

Atas capaian itu, Telkomsel telah mengantongi Surat Keterangan Laik Operasional dari Ditjen PPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Baca juga: Telkomsel Kembangkan Jaringan VoLTE Broadband di 230 Kabupaten/Kota

Alhasil, Telkomsel resmi menjadi operator pertama di Indonesia yang resmi menggelar layanan 5G secara komersial dan bisa dinikmati pelanggannya. Tak butuh waktu lama untuk Telkomsel melakukan komersialisasi jaringan 5G ke pelanggannya.

Direktur utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan, salah satu hal yang banyak ditanyakan adalah apakah perlu mengganti sim card untuk bisa menggunakan jaringan 5G?

Ia memastikan pengguna Telkomsel tidak perlu mengganti kartu SIM sebagaimana migrasi jaringan 3G ke 4G sebelumnya.

BERITA REKOMENDASI

"Untuk saat ini, migrasi ke jaringan 5G tidak perlu mengganti sim card, asal kartunya sudah 4G," ujar Setyanto dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin (24/5/2021).

6 Titik 5G

Sebagai informasi, Telkomsel akan menggelar jaringan 5G secara serentak pada 27 Mei mendatang di enam titik di Jabodetabek. Lokasi itu meliputi area residensial di Kelapa Gading, Pondok Indah, PIK, BSD, Widya Chandra, dan Alam Sutera.

Meski masih terbatas, beberapa kota lainnya akan menyusul untuk menikmati jaringan ini. Kota tersebut meliputi Batam, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan.

Selanjutnya, ada pula kota dan lokasi prioritas lainnya akan segera menyusul dalam waktu yang belum ditentukan dan dilakukan secara bertahap.


Meski penggunaannya masih terbatas, Telkomsel belum bisa merinci lebih lanjut terkait mekanisme migrasi jaringan bagi pelanggan.

Setyanto juga belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait paket-paket data serta harga yang ditawarkan Telkomsel apabila jaringan 5G resmi dioperasikan.

"Sacara prinsip kami akan memberikan layanan yang terbaik secara kualitas, kecepatan, latensi, dan kapasitas yang jauh lebih baik dibandingkan 4G dengan harga yang terjangkau," kata Setyanto.

Setyanto mengatakan, saat ini pilihan paket 5G komersial masih terus dibahas dan baru akan diumumkan pada tanggal 27 Mei mendatang saat acara seremonial peluncuran 5G.

"Masih dibahas terkait pilihan paket dan lain-lain. Akan diumumkan saat 27 Mei nanti," imbuhnya.

Pita Frekuensi 5G Telkomsel disetujui Kominfo

Terkait komersialisasi 5G, Telkomsel akan menggunakan pita frekuensi 2.300 MHz untuk data plane dan pita frekuensi 1.800 MHz untuk control plane.

Penggunaan pita frekuensi ini sudah disetujui oleh Menteri Kominfo, Johnny G Plate. Johnny mengatakan, penyediaan jaringan internet generasi kelima berbeda dengan jaringan pendahulunya.

Untuk mengimplementasikan 5G, ada beberapa aspek yang dipertimbangkan, seperti aspek modal perusahaan (capital expenditure) yang besar dan aspek peta jalan dan ekosistem di pemerintah daerah karena penggelaran infrastruktur yang sangat banyak dan rapat.

Aspek penting lainnya adalah ekosistem industri dan kesiapan pasar dalam mengadopsi teknologi 5G. Senada dengan Johnny, Setyanto juga mengatakan bahwa pemerataan 5G harus menyesuaikan dengan skenario penggunaan (use case).

"Use case ini adalah apa yang bisa kita berikan ke masyarakat, tujuannya jelas biar hidupnya lebih produktif dan lebih mudah," jelas Setyanto.

Karena modal penggelaran 5G membutuhkan biaya yang tinggi, hal ini menjadi alasan mengapa Telkomsel untuk menggelar 5G secara bertahap.

Setyanto sendiri belum bisa memastikan kapan jaringan ini bisa diimplementasikan dan dioperasikan ke seluruh wilayah di Indonesia.

Ia memprediksi, berkaca pada implementasi 4G dulu, Telkomsel setidaknya membutuhkan waktu 6 tahun untuk mengkomersialisasi 4G di seluruh wilayah Indonesia.

Namun, berkat kecanggihan teknologi 5G saat ini, Setyanto berharap implementasi jaringan ini tidak memakan waktu yang lebih lama layaknya 4G.

"Kalau kita belajar dari 4G butuh sekitar enam tahun, bayangan saya 5G bisa lebih pendek karena teknologi (jika) semakin canggih, (maka) semakin cepat implementasinya," tutup Setyanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas