Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Foopak Bio Natura APP Kenalkan Teknologi Kertas Kemasan Mamin Bebas Plastik Bersertifikat Flustix

Foopak Bio Natura berpeluang menggantikan plastik dan kemasan makanan sekali pakai dengan produk yang dapat didaur ulang sepenuhnya

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Foopak Bio Natura APP Kenalkan Teknologi Kertas Kemasan Mamin Bebas Plastik Bersertifikat Flustix
dok. APP
Foopak Bio Natura APP memperenalkan teknologi kertas kemasan makanan dan minuman bebas plastik bersertifikat Flustix 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asia Pulp & Paper melalui Foopak Bio Natura memperkenalkan teknologi kertas kemasan makanan dan minuman bebas kandungan plastik yang bersertifikat Flustix.

Flustix merupakan badan sertifikasi bebas plastik internasional berbasis di Jerman.

Sertifikat tersebut diberikan setelah melalui serangkaian pengujian analitik bertingkat yang ketat.

Teknologi kertas Foopak Bio Natura menggunakan sumber kayu alami bersertifikat tanpa penambahan polimer plastik.

"Dengan penggunaan bahan tersebut, Foopak berkontribusi penuh dalam memerangi polusi plastik yang banyak ditemui di industri makanan dan minuman," ujar Christopher Wong, Senior Vice President dan Global Business Unit Head Industrial Paper, Jumat (17/9/2021).

Banyak Sampah Plastik Terbuang Sia-sia

Berita Rekomendasi

Dia mengatakan, dengan bercermin pada fakta 300 juta metrik ton sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun di seluruh dunia, Foopak Bio Natura berpeluang menggantikan plastik dan kemasan makanan sekali pakai dengan produk yang dapat didaur ulang sepenuhnya.

Baca juga: Riset LPPM ITB: Sampah Rumah Tangga Penyumbang Terbesar Limbah di DKI Jakarta

Bahan baku kemasan ramah lingkungan milik Foopak juga dapat diolah kembali menjadi kompos, baik melalui fasilitas pengomposan industri maupun rumah konsumen.

"Banyak konsumen (makanan dan minuman) yang tidak menyadari bahwa kebiasaan menggunakan plastik kemasan makanan ataupun wadah berbasis kertas dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Ditambah lagi, masih banyak pusat daur ulang yang tidak dilengkapi dengan teknologi untuk memisahkan plastik dari sampah kertas," ujar Christopher Wong.

Mengutip data PBB, secara global diperkirakan hanya 9 perem sampah plastik yang didaur ulang, sementara 79% berakhir di tempat pembuangan sampah.

Akibatnya, polusi tanah semakin memburuk. Melihat statistik yang mengkhawatirkan ini, produsen dan badan pemerintah telah menerapkan kebijakan dan peraturan untuk menghindari permasalahan sampah plastik yang semakin parah.

Berbagai upaya tengah dilakukan untuk memecahkan masalah ini dengan mengikuti arahan dari Komisi Eropa terkait plastik sekali pakai, Undang-Undang terkait Pengurangan dan Daur Ulang Sampah Plastik, serta memorandum baru yang diperkenalkan di Amerika Serikat,

Pihaknya melalui Foopak Bio Natura, berharap dapat menjadi mitra untuk mempercepat misi tersebut.

"Sertifikasi ini membantu kami semakin cepat dalam mengurangi jejak karbon dan lingkungan dari industri F&B," ujarnya seraya menegaskanm pihaknya berkomitmen menciptakan rantai pasokan hijau yang berkelanjutan tanpa efek berbahaya bagi konsumen dan lingkungan.

Christopher menambahkan, Foopak Bio Natura berperan aktif dalam membantu visi Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI untuk mengurangi 70 persen sampah plastik di 2025, serta mencapai net-zero di 2040 melalui Sustainable Roadmap 2030.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas