Teknologi Face Biometrik Dukung Pengembangan E-KYC Pasca Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 telah mendisrupsi banyak sektor bisnis sekaligus mengakselerasi adopsi teknologi digital lebih kencang
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mendisrupsi banyak sektor bisnis sekaligus mengakselerasi adopsi teknologi digital lebih kencang di kalangan pebisnis dandi masyarakat.
Nodeflux, perusahaan teknologi di bidang Vision Artificial Intelligence (AI) memperkenalkan VisionAIre dan IdentifAI untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan yang saat ini terjadi dan juga di masa depan.
Chief Business Officer Nodeflux Ivan Tigana mengatakan, perusahaannya terus mendorong pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan khususnya Face Biometrik.
Baca juga: Uji Coba Antisipasi Kecelakaan Kereta Api di Jepang Gunakan Artificial Intelligence
Untuk mendukung upaya tersebut pihaknya menjalin kerjasama dengan berbagai institusi seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), OJK, dan asosiasi industri.
Di acara Nodeflux Accelerate 2021 yang digelar virtual pada Selasa (14/12/2021) lalu,Ivan menyoroti teknologi AI dengan bisnis fintech dan perbankan.
Dia mengungkapkan, pada era ‘Next Normal’, proses penyedia jasa keuangan seperti fintech dan perbankan memerlukan pemberdayaan teknologi Face Biometrik untuk mengamankan sistem Electronic Know Your Customer (eKYC) dengan efisien dan aman.
“Pelanggan di dunia perbankan cenderung mencari cara yang sangat mudah untuk menyimpan atau menangani transaksi uang," ujarnya.
Menurutnya, kehadiran teknologi biometrik dapat menjadi penyelamat bagi mereka yang mencari sistem yang dapat diandalkan dan hanya dapat diakses oleh mereka sendiri.
Ivan menjelaskan, teknologi biometrik tidak hanya memperkuat infrastruktur perbankan tetapi juga membantu melindungi profil perbankan individu, sehingga terhindar dari risiko pencurian identitas dan penipuan.
Baca juga: Pengakuan Eks Ahli Pentagon, Cina Sudah Ungguli AS di Perang Artificial Intelligence
Kolaborasi ekosistem teknologi yang melibatkan banyak pihak seperti Qiscus, Hypernet, dan Telkom Metranet, sangat dibutuhkan dalam menciptakan end to end solution untuk proses eKYC yang memudahkan pelanggan.
Sejalan dengan pernyataan Ivan, Senior VP Digital Banking Development and Operation BRI Muhammad Ghifary menegaskan, jika eKYC bisa dioptimalkan dengan robustness yang maksimal, akan bisa menjadi catalyst yang dapat meningkatkan financial inclusion.
“Semakin banyak layanan financial yang bisa kita tawarkan bagi para calon nasabah dengan coverage eKYC yang jauh lebih luas, jadi list efektivitas dan user experience meningkat dengan speed yang lebih tinggi dengan tanpa teknologi,” beber Ghifary.
Direktur Fasilitas Pemanfaatan Data dan Dokumen - Ditjen Dukcapil, Drs Akhmad Sudirman Tavipiyono mengatakan, penerapan teknologi AI membantu lembaganya dalam meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
“Teknologi seperti digital signature dan face biomterik memungkinkan paperless. Sudah 26 lembaga yang telah menggunakan face recognition untuk pelayanan publik, lalu ada digital signature dan lembaga nasional lainnya,” ungkap Tavip.