Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Kominfo: Platform OTT Kooperatif, Bersedia Take Down Konten Terindikasi Radikal dan Hoaks

Sejumlah aplikasi media sosial over the top yang memiliki jumlah pengguna banyak di Indonesia cukup kooperatif dalam membantu memerangi konten hoaks

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kominfo: Platform OTT Kooperatif, Bersedia Take Down Konten Terindikasi Radikal dan Hoaks
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik Kominfo Usman Kansong. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Komindo) menilai, sejumlah aplikasi media sosial over the top (OTT) yang memiliki jumlah pengguna banyak di Indonesia cukup kooperatif dengan Pemerintah dalam membantu memerangi konten hoaks (kabar bohong) dan konten yang terindikasi ajaran radikal.

Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik Kominfo Usman Kansong mengatakan, begitu pihaknya memberikan notifikasi adanya konten hoaks dan indikasi radikal, pengelola platform OTT langsung melakukan take down (penghapusan).

"Platform platform digital itu sudah cukup care terhadap hoaks dan mereka terlibat dengan media media mainstream melakukan edukasi ke masyarakat," ujar Usman Kansong menjawab pertanyaan Tribunnews di sela acara Media Gathering Komunikasi Publik PCPENdi kawasan BSD City, Tangerang Selatan, Rabu (29/12/2021) sore.

"Kita memberikan batas waktu 1x24 jam kepada platform digital untuk take down konten hoaks dan radikal dan sejauh ini mereka patuh," bebernya.

Baca juga: Kolab dengan CXO Media, IndiHome Hadirkan Konten Kreatif Rangkul Milenial

Usman menjelaskan, temuan kontens hoaks dan indikasi radikalisme selama ini paling banyak ditemukan di Facebook.

"Platform yang hoaksnya terbanyak masih di Facebook," kata dia.

Baca juga: Menkominfo Siapkan 5G Experience di Ajang MotoGP 2022

Usman menyebutkan, selama Desember saja, tim pemantauan media sosial yang dibentuk Kominfo menemukan 400-an lebih konten hoaks dan radikalisme.

Berita Rekomendasi

Selama ini monitoring yang dilakukan tidak hanya sebatas pesan radikalisme dan konten hoaks. "Selain konten hoaks kita juga jaring pesan pesan radikal, penipuan dan lain lain," ungkapnya.

Baca juga: Ditjen Imigrasi Kenalkan Aplikasi M-Paspor, Apa Saja Kemudahannya?

"Kita punya tim yang senantiasa memantau media sosial. Jika kita temukan ada indikasi hoaks kita lakukan pembahasa  apakah ini berkategori hoaks atau tidak," imbuhnya.

"Kita juga terima aduan dari masyarakat yang masuk.umumnya lamgkah kita dengan lakukan take down. Ada 400-an temuan hoaks di Desember ini kita lakukan take down," lanjutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas