Kiat Memilih Hardware dan Software Agar Performa M-Banking Prima
Digitalisasi di dunia perbankan ditandai dengan munculnya beragam fitur baru.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Digitalisasi di dunia perbankan ditandai dengan munculnya beragam fitur baru. Hal tersebut membuat beban komputasi makin berat dan kompleks.
Apalagi dunia perbankan menuntut performa tinggi di segala hal alias tidak boleh ada kesalahan ataupun keterlambatan demi kenyamanan dan kepercayaan nasabah.
Performa tinggi itu tak hanya dalam pelayanan fisik namun terutama dalam urusan komputasi yang selalu dituntut sempurna tanpa cela sedikitpun terutama di tengah maraknya digitalisasi perbankan saat ini.
CEO PT Equnix Business Solutions, Julyanto Sutandang mengatakan komputasi dengan performa tinggi sangat dibutuhkan di dunia perbankan.
Open source PostgreSQL bisa memenuhi tuntutan tersebut namun di sisi lain, performa tinggi PostgreSQL juga harus didukung oleh hardware yang mampu memberikan concurrency, consistency, integrity, dan durability.
Baca juga: Era Digital Banking Bisa Jadi Ancaman Jika Data Nasabah dan Bank Tidak Terlindungi
“Dalam sebuah sistem perbankan, ada peluang terjadinya penguncian data yang sama secara berbarengan karena itu komputer harus mampu melakukan Locking (penguncian) data secara cepat, konsisten, dan tahan gangguan (bencana),” ujar Julyanto dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Kamis (2/6/2022).
Agar locking tersebut bisa terpenuhi sesuai kebutuhan kata Julyanto maka diperlukan hardware yang tepat dengan mempertimbangkan jumlah core, kecepatan clock CPU, dan juga kapasitas memori.
Baca juga: Mastercard dan Ayoconnect Genjot Inklusi Keuangan Lewat Open Banking
Jika menggunakan kombinasi terbaik dari ketiga komponen itu maka pada saat proses tidak akan terjadi antrean, penumpukan, atau kekacauan perintah yang harus dijalankan sistem.
“Ibaratnya seperti kita mengembalikan buku di perpustakaan. Kita hanya perlu meletakkan buku di meja petugas dan petugas yang akan meletakkan buku itu di rak dengan cepat dan tepat. Kalau kita sendiri yang harus meletakkan buku itu di rak maka pasti akan terjadi kekacauan ketika ada banyak orang mengembalikan buku pada saat bersamaan,” ujar Julyanto.
Baca juga: New Generation Banking System Jadi Strategi Baru KB Bukopin di Bisnis Jasa Keuangan
Julyanto menyarankan agar menggunakan hardware yang memang terpercaya dan terbaik guna memaksimalkan performansi, misalnya AMD EPYC.
Saat ini AMD adalah market leader di industri prosesor komputer. Prosesor AMD sudah dibekali dengan teknologi tinggi sehingga mampu menangani kecanggihan sekaligus fleksibilitas PostgreSQL yang mampu menangani kompleksnya data dalam jumlah besar.
“Untuk bisnis perbankan diperlukan database yang mampu menangani kebutuhan seperti transaksi, serta berbagai macam aplikasi seperti mobile banking, SMS banking dan lainnya,” jelas Julyanto.
Dengan kombinasi hardware yang tepat maka keuntungan menggunakan open source bisa berlipat karena optimalisasi bisa dilakukan dengan nyaman, tanpa harus mengeluarkan tambahan biaya.
“Kami sangat senang bahwa prosesor AMD EPYC dan akselerator daya AMD Instinct menjadi yang tercepat, paling hemat daya, super computer," ujar Senior Vice President and General Manager Data Center Solutions Group AMD, Forres Norod.
Dosen dan Pengajar Ilmu Komputer di Universitas Gunadarma, I Made Wiryana menjelaskan dengan mempelajari dan memahami konfigurasi hardware untuk implementasi database server maka kinerja maksimalnya akan meningkatkan efisiensi kecepatan pemrosesan data. Dan pada akhirnya bisa memberikan efisiensi biaya tanpa harus kehilangan performa.
“Belajar dan memahami hal-hal dasar (hardware/software) secara detil sangat penting untuk menghadapi perkembangan teknologi masa depan. Dengan memahami hal hal dasar maka kita juga bisa mengoptimalkan apa yang ada,” ujar Made.