Nvidia Luncurkan Sistem Mengemudi Otonom Baru Berbasis DRIVE Thor
Nvidia, produsen chip yang berbasis di Amerika Serikat (AS), pada hari Selasa (20/9) meluncurkan platform komputasi barunya
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Nvidia, produsen chip yang berbasis di Amerika Serikat (AS), pada hari Selasa (20/9) meluncurkan platform komputasi barunya yang disebut DRIVE Thor.
Platform tersebut nantinya akan digunakan untuk sistem mengemudi otonom dan perangkat digital lainnya, termasuk hiburan dalam mobil.
Kepala bisnis otomotif Nvidia, Danny Shapiro mengatakan bahwa DRIVE Thor dapat digunakan untuk mengganti banyak chip dan kabel di dalam mobil serta menurunkan biaya sistem secara keseluruhan, meskipun ia tidak memberikan angka spesifik tentang penghematan.
"Anda dapat membayangkan penghematan yang luar biasa dalam hal biaya, dalam hal pengurangan kabel, dalam hal pengurangan bobot mobil, dalam hal pengurangan konsumsi energi secara keseluruhan," kata Shapiro.
Baca juga: Dibanderol Mulai dari Rp 17,9 Juta, GPU GeForce RTX 40 Series dari Nvidia Siap Debut di Pasar
Beberapa pembuat mobil telah mulai merancang chip mereka sendiri untuk mendapatkan lebih banyak kontrol dan memangkas biaya.
Pekan lalu, unit penggerak otonom dari General Motor (GM), Cruise, mengatakan telah mengembangkan chipnya sendiri untuk digunakan pada 2025 mendatang.
Dilansir dari Reuters, Selasa (21/9/2022) pelanggan pertama yang diumumkan Nvidia untuk DRIVE Thor adalah ZEEKR, produsen mobil milik Geely Automobile Holdings.
Shapiro juga mengatakan bahwa sistem komputernya saat ini yang disebut DRIVE Orin akan digunakan di SUV baru XPeng, yang merupakan perusahaan mobil China dan startup mengemudi otonom China, QCraft.
Di sisi lain, muncul kekhawatiran mengenai apakah pelanggan China dapat terus mengakses teknologi Nvidia, mengingat adanya larangan dari AS atas ekspor dua chip komputasi Nvidia teratas untuk pusat data ke China.
"Ada banyak perusahaan yang melakukan pekerjaan hebat, melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi umat manusia dan kami ingin mendukung mereka," kata Shapiro.
"Dalam kasus di mana kami memiliki produk untuk pusat data yang memiliki beberapa batasan ekspor, kami bekerja dengan pelanggan China untuk menghasilkan produk alternatif yang sesuai,” imbuhnya.