Elon Musk Ajak Pimpinan Spotify dan Epic Games Lawan Kebijakan Apple
Twitter dilaporkan telah menyerukan perang dingin dengan raksasa teknologi Apple atas pemberlakuan biaya pajak pada toko aplikasi App Store
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEW.COM, CALIFORNIA – Baru sebulan diakuisisi Elon Musk, Twitter dilaporkan telah menyerukan perang dingin dengan raksasa teknologi Apple atas pemberlakuan biaya pajak pada toko aplikasi App Store sebesar 30 persen.
Melalui serangkaian tweet yang lontarkan Musk pada awal pekan lalu, CEO Twitter ini memposting meme sambil mengungkap kekesalannya atas kebijakan yang diberlakukan Apple kepada para pengembang perangkat lunak karena telah membebankan biaya pajak retribusi aplikasi App Store.
Imbas dari kebijakan baru ini Elon Musk terpaksa menunda perilisan verifikasi berbayar alias Twitter Blue di Apple yang seharusnya diluncurkan pada 29 November 2022 lalu.
Baca juga: Twitter Terancam Diblokir di Uni Eropa, Kecuali Jika Elon Musk Ikuti Aturan Moderasi Baru
Ini lantaran penetapan pajak sebesar 30 persen, dapat mengantarkan perusahaan masuk dalam jurang kebangkrutan karena biaya pajak Appstore dapat menguntungkan Apple dan menghambat pengembang aplikasi untuk meningkatkan profitabilitas pendapatan.
Sebelum mengumumkan kenaikan pajak, Elon Musk mengklaim bahwa Apple telah mengancam akan memblokir Twitter dari App Store, tak dijelaskan alasan apa yang membuat Apple ingin menangguhkan aplikasi berlogo burung biru itu.
Namun menurut informasi yang beredar gertakan ini dilontarkan Apple karena kebijakan yang dirilis Musk dianggap bertentangan dengan aturan raksasa teknologi asal AS itu.
Tak hanya Musk saja yang kecewa atas kebijakan baru Apple, para pengembang aplikasi Spotify dan Epic Games juga turut melontarkan amarahnya. Kedua pengembang ini menuntut Apple untuk segera mencabut kebijakan barunya. Mereka menganggap bahwa kebijakan Apple telah melanggar aturan anti monopoli yang berlaku.
“Apple telah bertindak sewenang-wenang terhadap pengembang aplikasi dengan menetapkan biaya yang mirip seperti monopoli pasar.” ujar CEO Epic Games, Tim Sweeney.
Tak tanggung – tanggung para pengembang aplikasi ini juga turut mengancam Apple dengan mengajukan gugatan aturan anti monopoli kepada federal AS lantaran pabrik produksi iPhone ditu tak segera memberikan tanggapan atas protes kebijakan pajak tersebut.
Baca juga: Twitter Diam-diam Ubah Kebijakan Soal Covid-19, Elon Musk: Jadi Arena Kebebasan Berbicara
“Jika Twitter diluncurkan, mungkin ada gugatan lain yang berkembang. Kami melihat Elon Musk menggunakan pengadilan secara efektif selama pembelian Twitternya dan tidak mengherankan jika dia menggunakan strategi yang sama sekarang," ujarnya Analis di firma investasi Finimize, Luke Suddards dikutip dari Reuters.
Apabila nantinya Apple terbukti melanggar kebijakan anti monopoli, maka raksasa teknologi asal AS ini berisiko didenda sebanyak 10 persen dari omzet globalnya.
Sebagai informasi pengajuan gugatan seperti ini bukanlah kali pertama yang diterima Apple, pada 2019 silam spotify sebelumnya telah mengajukan keluhan anti monopoli terhadap pembuat iPhone di Eropa, sementara pada 2020 Epic Games menggugat Apple di Amerika Serikat atas kebijakan anti monopoli Apple,