Elon Musk Siap Mundur Sebagai CEO, Berikut Daftar Kandidat Pimpinan Baru Twitter
Sederet nama yang diyakini cocok sebagai pimpinan baru Twitter, menggantikan tugas Elon Musk perlahan mulai bermunculan hingga menjadi pembicaraan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEW.COM, CALIFORNIA – Sederet nama para petinggi dunia, mulai dari David Sacks hingga rapper Snoop Dogg diisukan menjadi sosok pengganti Elon Musk yang dikabarkan akan mundur dari kursi kepemimpinan Twitter.
Nama tersebut muncul usai Elon Musk mengunggah jejak pendapat atau polling pada Senin (19/12/2022), dalam polling tersebut Musk meminta para pengguna platform berlogo burung biru itu untuk menentukan apakah ia harus bertahan atau mundur dari jabatannya sebagai CEO Twitter.
“Saya akan mengundurkan diri sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk mengambil pekerjaan itu! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim perangkat lunak & server,” tweet Musk.
Baca juga: Disuruh Netizen Mundur, Elon Musk Cari Bos Baru Twitter
Usai 19 jam cuitan tersebut dirilis, setidaknya sudah lebih dari 8,5 juta suara terkumpul dalam poling itu, dimana 57 persen responden memilih setuju. Sementara sisanya sekitar 43persen memilih tidak setuju.
Meski Musk belum memutuskan kapan perubahan kepemimpinan ini akan dilakukan Twitter, namun miliarder kondang ini telah berjanji untuk mematuhi apa pun yang jadi pilihan mayoritas netizen dalam polling tersebut.
"Haruskah saya mundur sebagai pimpinan Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini," jelas Musk.
Sederet nama yang diyakini cocok sebagai pimpinan baru Twitter, menggantikan tugas Elon Musk perlahan mulai bermunculan hingga menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Diantaranya seperti David Sacks, pendiri PayPal sekaligus pebisnis asal Amerika-Afrika Selatan.
Sacks dilaporkan menjadi salah satu kandidat yang memiliki peluang 5-2 dalam menggantikan posisi Musk. Selain hubungannya yang dekat dengan Musk, kemampuan Sacks dalam memimpin perusahaan membuat para netizen beranggapan bahwa David Sack merupakan sosok yang cocok untuk memimpin Twitter.
Menurut informasi yang beredar David Suck dikabarkan pernah menjabat sebagai CEO aplikasi media sosial bernama Yammer, sebelum akhirnya perusahaan itu dijual kepada Microsoft tahun 2012 seharga 1,2 miliar dolar AS.
Baca juga: Dipecat Elon Musk, Mantan Karyawan Twitter Luncurkan Aplikasi Pesaing Bernama Spill
Menyusul David, di posisi kedua ada Lex Fridman yang merupakan peneliti kecerdasan dari perusahaan teknologi berbasis AI, yakni MIT. Nama Fridman jadi perbincangan hangat netizen karena sering memberikan saran kepada Musk mengenai cara mengurus platform media sosial itu.
Bahkan kecintaannya pada Twitter membuat Firdman belum lama ini mengungkap rencana untuk membeli saham Twitter, pihaknya menuturkan bahwa Twitter adalah pekerjaan impiannya. Dengan ini Fridman memiliki peluang 9-2 untuk memimpin Twitter.
“Izinkan saya menjalankan Twitter sebentar. Tidak perlu upah. Memfokuskan teknik yang bagus dan meningkatkan jumlah kasih sayang di dunia ini. Hanya menawarkan bantuan saya," kata Fridman melalui cuitannya di akun Twitter pada hari Senin, (19/12/2022).
Di Posisi ketiga ada Sriram Krishnan, seorang pemodal dan podcaster asal AS, Krishnan dikabarkan memiliki peluang untuk menggantikan Elon Musk.
Krishnan dikenal menjadi pembawa acara podcast Aarthi and Sriram's Good Time Show, ia menjadi kandidat kuat lantaran kerap berkecimpung dalam industri teknologi.
Diantaranya Seperti bertanggung jawab mengurus fitur pencarian dan timeline beranda dalam platform Twitter, serta berperan penting dalam menjalankan produk iklan seluler untuk perusahaan Snap dan Facebook.
Baca juga: Pengguna Twitter Atur Nasib Elon Musk, 57 Persen Minta Miliarder Itu Hengkang
Meski nama Krishnan tidak terlalu mencolok seperti kandidat lainnya, namun netizen percaya bahwa Krishnan dapat menjalankan kepemimpinan Twitter dengan baik serta menghapus kebijakan-kebijakan kontroversial yang pernah diterapkan Elon Musk.
Selain nama di atas, beberapa pengguna Twitter berspekulasi tentang kemungkinan pemimpin lain untuk mengisi bangku CEO perusahaan media sosial Twitter termasuk menantu Donald Trump, Jared Kushner yang pekan lalu kepergok menonton pertandingan Piala Dunia bersama Musk di stadion Lusail Iconic Stadium, Qatar.
Tak hanya itu, rapper kondang Snoop Dogg juga sempat masuk dalam kandidat CEO baru Twitter, usai mengomentari jajak pendapat Musk tentang rencana pengunduran diri dari bangku kepemimpinan platform berlogo burung biru itu.
Elon Musk Siap Mundur
Pemilik Twitter Elon Musk mengonfirmasi bahwa dia akan mundur sebagai CEO perusahaan media sosial itu setelah dia menemukan penggantinya.
Pernyataan itu menjadi tanggapan pertama yang dilakukan Musk secara langsung atas jajak pendapat yang dia buat pekan ini di Twitter, di mana jutaan pengguna memilih agar Musk mundur sebagai CEO Twitter.
Melansir dari CNN, dalam sebuah tweet, Musk mengatakan dia akan mengundurkan diri "segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu!"
Baca juga: Disuruh Netizen Mundur, Elon Musk Cari Bos Baru Twitter
Miliarder itu menambahkan, setelah pengunduran dirinya sebagai CEO perusahaan media sosial itu, Musk akan menjalankan tim perangkat lunak & server di Twitter, yang menunjukkan dia masih bisa memberikan pengaruhnya secara signifikan pada pengambilan keputusan perusahaan.
Pengumuman itu muncul setelah Musk melakukan jajak pendapat di Twitter mengenai apakah dia harus mengundurkan diri sebagai CEO Twitter.
Pada Senin (19/12/2022), setelah lebih dari 17 juta pengguna memberikan suara, sekitar 57,5 persen pengguna memilih agar Musk mengundurkan diri dari posisi tersebut.
Setelah itu, Musk menyarankan agar jajak pendapat Twitter di masa pendatang dapat dibatasi untuk pengguna berbayar Twitter Blue, layanan berlangganan platform tersebut.
Jajak pendapat Musk, yang menanyakan apakah dia harus mengundurkan diri sebagai CEO Twitter, terjadi setelah reaksi keras terhadap penangguhan akun beberapa jurnalis, serta keputusan Twitter untuk melarang pengguna berbagi tautan platform media sosial lainnya termasuk Facebook, Instagram, dan platform saingan baru Twitter, Mastodon.
Baca juga: Elon Musk Bikin Jajak Pendapat: Haruskah Saya Mundur Sebagai Bos Twitter?
Masa jabatan singkat Musk sebagai CEO Twitter telah menghasilkan perubahan kebijakan besar yang terkadang tidak menentu di salah satu perusahaan media sosial paling berpengaruh di dunia.
Di bawah kepemimpinan Musk, Twitter telah memberhentikan sebagian besar tenaga kerjanya, membuat pengiklan besar mundur, menyambut mantan Presiden AS Donald Trump kembali ke platform itu setelah penangguhan akunnya usai kerusuhan Capitol 6 Januari, dan merilis komunikasi internal kepada wartawan mengenai operasi Twitter sebelum Musk mengambil alih kepemilikan perusahaan.
Musk memaksa karyawan yang tersisa untuk berjanji bekerja "sangat keras". Selain itu, bos produsen mobil listrik Tesla juga menghentikan penegakan kebijakan Twitter terhadap kesalahan informasi Covid-19.
Selama beberapa hari, Twitter meluncurkan fitur terverifikasi berbayar, dan kemudian terpaksa membatalkan peluncuran fitur tersebut setelah banyak orang menyamar menjadi akun-akun perusahaan terkenal, atlet, dan publik figur lainnya yang akunnya terverifikasi di platform itu.
Kegemaran Musk untuk membuat perubahan besar berdasarkan hasil dari jajak pendapat di Twitter, telah menyoroti gaya kepemimpinannya. Namun, pendekatan itu telah menuai kritik dari banyak pengguna Twitter. Pekan lalu, Twitter menangguhkan beberapa akun jurnalis yang melaporkan larangan permanen Musk atas akun yang melacak jetnya.