TRIBUNNEWS.COM - Siap-siap mendengar kabar buruk bagi anda yang selama ini memiliki akun centang biru di Twitter secara gratis.

Seperti yang dijanjikan oleh Elon Musk sebelumnya, sistem verifikasi centang biru gratis di Twitter akan segera menjadi sejarah.

Jaringan sosial yang dibeli oleh miliarder pemilik perusahaan Tesla tersebut tahun mengumumkan pada hari Kamis (23/2/2023) bakal menghapus sistem tersebut.

Penghapusan status akun centang biru gratis tersebut akan dimulai per 1 April 2023 mendatang.

Baca juga: Pengeluaran Membengkak, Accenture PHK 19.000 Karyawan

"Pada tanggal 1 April, kami akan mulai menghentikan program verifikasi lama kami dan menghapus tanda centang verifikasi lama."

"Untuk tetap memiliki tanda centang biru pada Twitter, individu dapat mendaftar untuk Twitter Blue" terang Twitter.

Status verifikasi centang biru dari akun-akun yang sebelumnya telah diverifikasi oleh Twitter sebelum diambil alih oleh Musk akan dihapus.

Hal ini bisa anda hindari jika anda mau melanjutkan status tersebut dengan berlangganan Twitter Blue atau Twitter Verified Organizations yang berfokus pada bisnis.

Bagi pengguna Twitter individu yang ingin terus memiliki verifikasi centang biru, maka mereka diwajibkan membayar fitur Twitter Blue.

Baca juga: Niat Sholat Dhuha 4 Rakaat, Lengkap dengan Cara Mengerjakan dan Bacaan Doa Setelahnya

Di Amerika Serikat, biaya per bulan untuk memiliki Twitter Blue adalah 8 dollar atau sekitar Rp 120 Ribu rupiah

Tarif itu berlaku bagi pendaftaran melalui web sedangkan pembayaran melalui aplikasi pada iOS dan Android dikenakan 11 dollar atau sekitar Rp 165 ribu.

Pada hari Kamis sebelumnya, pihak perusahaan juga telah mengumumkan bahwa Twitter Blue kini tersedia di seluruh dunia.

Twitter baru-baru ini juga memperkenalkan centang biru emas dan telah mengubah akun pemerintah ke centang biru abu-abu.

Seperti yang telah diindikasikan sebelumnya, hal ini termasuk dalam program Twitter Verified Organizations yang digunakan menjadi cara untuk menjaga lencana centang biru emas atau abu-ab.

Untuk perusahaan di Amerika Serikat, mereka akan dikenakan biaya $1.000/bulan atau sekitar Rp 15 juta per bulan sudah termasuk pajak.

(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)