Selangkah Lagi Integrasi Indihome ke Telkomsel, Ini Untungnya Buat Telkom
PT Telkom Tbk (Tbk) menyatakan, kepemilikan Telkomsel saat ini adalah 35 persen oleh Singapore Telecommunications (Singtel)
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Telkom Tbk (Tbk) menyatakan, kepemilikan Telkomsel saat ini adalah 35 persen oleh Singapore Telecommunications (Singtel) dan Telkom 65 persen.
Vice President Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan, model bisnis dari penggabungan Indihome ke Telkomsel itu bernama Fixed Mobile Convergence (FMC).
Sementara itu, keputusan penggabungan tersebut tinggal selangkah lagi melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) akhir bulan ini.
Baca juga: Menteri BUMN RI Kunjungi UMKM Binaan Telkom di SMEs Hub KTT ke-42 ASEAN
"Setuju dengan Singtel untuk FMC tinggal menunggu 30 Mei RUPST dan 1 Juli secara legal diumumkan. Dengan integrasi Indihome ke Telkomsel, kepemilikan Telkom jadi 69,9 persen," ujarnya dalam Media Gathering dengan bahasan materi "Persiapan RUPST tahun buku 2022" di kawasan Senopati, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Dengan demikian, kepemilikan Singtel di Telkomsel nantinya akan menjadi 30,1 persen atau terdapat dilusi saham sebanyak 4,9 persen.
Adapun model bisnis FMC harus dilaksanakan karena ada banyak benefit atau keuntungan yang juga sudah dilakukan operator lain dunia.
"Pertama kita bisa cross selling, Telkomsel punya Orbit, Telkom punya Indihome, jualan masing-masing. Nanti kalau di bawah Indihome bisa cross selling," katanya.
Lebih lanjut, Andri menjelaskan, pelanggan baru nantinya akan lebih mudah didapatkan dengan gimmick-gimmick tertentu.
"Begitu juga sebaliknya, pelanggan Indihome yang belum langganan Telkomsel bisa di-approach. Sementara untuk yang belum langganan Indihome dan Telkomsel akan mudah tawarkan produk yang di dalamnya ada Indihome dan Telkomsel," tutur dia.
Baca juga: Palsukan Dokumen Proyek, Eks Dirut dan Komisaris Graha Telkom Sigma Rugikan Negara Rp 200 Miliar
Kemudian, model bisnis FMC bisa menurunkan tingkat pencabutan karena tingkat pencabutan di industri seluler tinggi karena perang tarif.
Andri menambahkan di Indihome, rerata pendapatan per pengguna atau Average revenue per user (ARPU) masih tinggi, sehingga diharapkan turun dengan FMC.
"ARPU Indihome masih bermain di atas Rp300 ribu, dengan FMC harapannya turun. FMC buat Telkom group efisien, sekarang capex (belanja modal) masih tinggi, Indihome punya capex, Telkomsel punya capex, nanti akan efisien," pungkasnya.