Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Twitter Bakal Batasi Jumlah Postingan yang Bisa Dibaca Pengguna Setiap Hari

Perusahaan media sosial Twitter bakal membatasi jumlah tweet yang bisa dibaca pengguna setiap hari. Nantinya, pengguna hanya bisa membaca 600 postinga

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Twitter Bakal Batasi Jumlah Postingan yang Bisa Dibaca Pengguna Setiap Hari
News18
Ilustrasi Twitter. - Twitter bakal membatasi jumlah postingan yang bisa dibaca pengguna setiap hari. Nantinya, para pengguna hanya dapat membaca 600 postingan per hari. 

TRIBUNNEWS.COM - Twitter mulai agresif beberapa hari terakhir.

Perusahaan milik Elon Musk itu bakal membatasi jumlah postingan yang dapat dibaca setiap harinya.

Pada Sabtu (1/7/2023) kemarin, Elon Musk mengatakan Twitter akan membatasi akun yang tidak diverifikasi untuk membaca 600 postingan per hari.

Sementara untuk akun baru, hanya dapat membaca 300 postingan setiap harinya.

Untuk akun yang telah terverifikasi, dapat membaca 6.000 postingan setiap hari.

Dikutip dari engadget, pengumuman Musk ini mendapatkan banyak tanggapan dari pengguna Twitter.

Baca juga: Twitter Lakukan Pembatasan, Elon Musk Sebut Akun Belum Verified Cuma Bisa Baca 600 Post per Hari

Warganet menyebut, selain membayar Twitter Blue, mereka dapat menghabiskan satu atau dua menit di Twitter sebelum menemui kesalahan "batas nilai terlampaui".

BERITA REKOMENDASI

Kurang dari dua jam kemudian, Musk menuliskan melalui akun Twitter-nya, @elonmusk, Twitter akan "segera" melonggarkan batasan menjadi 8.000 postingan untuk akun terverifikasi.

Sementara untuk yang tidak berlangganan Twitter Blue, akan dibatasi 800 postingan per hari.

Musk mengklaim batasan "sementara" diberlakukan untuk mengatasi "pengikisan data tingkat ekstrem" dan "manipulasi sistem".

Sebelumnya, Twitter mulai mencegah orang yang tidak masuk ke situs untuk melihat postingan di Twitter.

Baca juga: Ribuan Pengguna Keluhkan Twitter Error Hari Ini

Seperti batas penggunaan, Musk mengklaim pembatasan login hanya akan bersifat sementara dan diberlakukan sebagai tanggapan atas pencabut data.

"Beberapa ratus organisasi (mungkin lebih) mengorek data Twitter dengan sangat agresif, hingga memengaruhi pengalaman pengguna yang sebenarnya," kata Elon Musk.

Musk sebelumnya sempat menyatakan ketidaksenangannya dengan perusahaan kecerdasan buatan seperti OpenAI, pemilik ChatGPT.

Dikutip dari Al Jazeera, hal tersebut dikarenakan menggunakan data Twitter untuk melatih model bahasa besar mereka.

"Agak menyakitkan harus membawa sejumlah besar server online dalam keadaan darurat hanya untuk memfasilitasi penilaian yang keterlaluan dari beberapa startup AI," katanya.

Elon Musk dituduh melakukan manipulasi mata uang kripto Dogecoin oleh investor.
Elon Musk dituduh melakukan manipulasi mata uang kripto Dogecoin oleh investor. (Teslarati)

Baca juga: Australia Tegur Twitter, Tuntut Hapus Konten Toksisitas dan Kebencian dalam 28 Hari

Lebih lanjut, Elon Musk tidak merinci berapa lama Twitter membatasi penggunaan seperti yang dilakukannya saat ini.

Ia juga tidak menyatakan apakah melihat iklan dihitung terhadap batas tampilan pengguna.

Di sisi lain, pembatasan sangat membatasi kegunaan Twitter, membuatnya sulit, misalnya, untuk memverifikasi apakah tangkapan layar cuitan itu asli.

Pandangan sinis tentang situasi ini akan menyarankan Twitter sedang mencoba menemukan cara untuk memeras setiap bit uang yang dapat diperoleh dari basis penggunanya.

Pada bulan Maret, perusahaan memperkenalkan perubahan API yang dapat merugikan sejumlah organisasi hingga $42.000 per bulan.

Baca juga: Elon Musk: Aplikasi Video Twitter akan Segera Hadir di Smart TV

Namun, langkah itu dan pengenalan Twitter Blue tampaknya tidak mengimbangi pendapatan iklan yang hilang dari Twitter sejak pengambilalihan Musk.

Membatasi berapa banyak tweet, dan dengan iklan ekstensi, yang dapat dilihat pengguna sepertinya tidak akan membuat klien perusahaan yang tersisa senang.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas