Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG – Produsen teknologi terkemuka di China, Lenovo melaporkan penurunan laba kuartalan sebesar 24 persen selama kuartal kedua 2023. Buntut lesunya permintaan komputer di pasar global.

Menurut catatan Lenovo, selama bulan April hingga Juni 2023 perusahaan mengalami penurunan pembeli, hingga pendapatan kuartalan di semester kedua 2023 anjlok jadi 12,9 miliar dolar AS.

Angka ini turun tajam dari perkiraan analis Refinitiv yang mematok laba Lenovo dikisaran 13,84 miliar dolar AS.

Baca juga: Pengguna iPhone 14 di Amerika Serikat Keluhkan Penurunan Daya Tahan Baterai, Ini Tanggapan Apple

Imbas penurunan ini nilai saham Lenovo juga ikut terseret turun sebanyak 66 persen menjadi 177 juta dolar AS pada perdagangan Kamis (17/8/2023).

“Ketidakpastian dalam waktu pemulihan permintaan untuk PC dan peralatan penyimpanan dapat semakin mengaburkan prospek Lenovo, tulis analis Goldman Sachs Verena Jeng dan Allen Chang.

Penurunan laba mulai dialami Lenovo setelah The Fed berulang kali memperketat kebijakan moneternya, dengan mengerek suku bunga Acuan Amerika ke level tertinggi sebanyak 11 kali.

Meski kenaikan suku bunga mampu menekan kenaikan inflasi tahunan AS, namun sikap agresif Federal Reserve telah memicu sentimen negatif pada pasar global. Kondisi ini kian diperparah dengan adanya perang sanksi yang semakin mendorong naik harga chip sebagai bahan utama pembuatan perangkat elektronik.

Kondisi ini yang membuat harga PC naik hingga mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Lembaga riset pasar Canalys, mencatat pengiriman PC global pada kuartal II tahun 2023 telah menurun sebanyak 12 persen.

Kendati laba kuartal di semester kedua anjlok, namun Chief Executive Officer Lenovo Yang Yuanqing optimis perusahaan memiliki peluang bagus untuk meningkatkan penjualan pada kuartal berikutnya lewat peluncuran inovasi baru, seperti penyematan komputasi AI untuk mendukung kinerja pc Lenovo