Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Nokia PHK 14 Ribu Karyawan Imbas Sepinya Permintaan

PHK dilakukan untuk menekan biaya operasional perusahaan menyusul melemahnya permintaan sejumlah perangkatnya.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Nokia PHK 14 Ribu Karyawan Imbas Sepinya Permintaan
Nokia.com
Nokia Corporation baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 14.000 karyawan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, HELSINKI – Produsen smartphone asal Finlandia, Nokia Corporation baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 14.000 karyawan.

Menurut sebuah sumber, pemangkasan tersebut dilakukan untuk menekan biaya operasional perusahaan menyusul melemahnya permintaan untuk sejumlah perangkatnya.

“Situasi pasar benar-benar menantang dan hal ini terlihat dari fakta bahwa di pasar terpenting kami, yaitu pasar Amerika Utara, penjualan bersih kami turun 40 persen di kuartal III tahun ini,” ujar CEO Nokia, Pekka Lundmark dalam sebuah pernyataan, Kamis (19/10/2023).

Baca juga: Tekan Biaya Operasional, Produsen Mobil Rolls-Royce PHK 2.500 Karyawan

Lundmark menolak memberikan rincian lebih lanjut dan mengatakan perusahaan harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan perwakilan karyawan.

Namun, dia menyatakan ingin mempertahankan karyawan yang berada di divisi penelitian dan pengembangan (RnD).

Nokia mengharapkan penghematan setidaknya 400 juta euro pada 2024, dan tambahan 300 juta euro setahun berikutnya

Berita Rekomendasi

Kemudian, perusahaan juga menargetkan penghematan antara 800 juta euro hingga 1,2 miliar euro pada 2026, di mana itu merupakan batas waktu Nokia untuk mewujudkan rencana margin operasi jangka panjang yang sebanding, setidaknya 14 persen.

“Kami terus percaya pada pasar jangka menengah hingga panjang, tetapi kami tidak akan duduk diam dan berdoa agar pasar akan pulih dalam waktu dekat,” kata Lundmark.

Untuk pemulihan pasar, Lundmark mengatakan industri perlu berinvestasi pada peralatan mid-band yang lebih cepat untuk membantu mengatasi pertumbuhan lalu lintas data.

“Hanya 25 persen BTS 5G di dunia, termasuk di luar China yang saat ini memiliki mid-band,” ujarnya.

Peralatan mid-band sendiri menawarkan kecepatan 5G yang lebih tinggi, tetapi banyak operator telekomunikasi memulai penerapan 5G mereka dengan peralatan low-band yang lebih murah dan menawarkan kecepatan lebih rendah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas