Kemunculan Artificial Intelligence Dorong Perubahan Signifikan Cara Berbisnis dan Menjalani Hidup
Dengan memanfaatkan kehebatan AI dalam berbagai aspek, dapat menyongsong era digital yang lebih aman.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan teknologi yang pesat dalam 10 tahun terakhir merevolusi kehidupan manusia baik dalam bekerja, perilaku hidup, interaksi dengan dunia sekitar, kerja industri dan komunikasi.
Saat ini, teknologi terkini berkembang dengan hadirnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang bisa menjadi kekuatan baru, sehingga bisa mengakselerasi individu dan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dengan memanfaatkan kehebatan AI dalam berbagai aspek, dapat menyongsong era digital yang lebih aman namun, penting diperhatikan untuk memiliki keamanan digital sebagai upaya berkelanjutan dan terus berinovasi dalam menghadapi ancaman yang berkembang.
Baca juga: Elon Musk: Kecanggihan AI Jadi Ancaman Terbesar Manusia, Bisa Picu PHK Massal
Chief Operating Officer APAC SoftwareONE, Uwe Schlager mengatakan, AI memungkinkan organisasi mencapai peningkatan signifikan dalam efisiensi, wawasan, pengalaman pelanggan, dan inovasi.
"Dengan memanfaatkan kekuatan AI, kita dapat mendeteksi, mencegah, dan memanfaatkan segala ancaman dunia maya terhadap lingkungan," kata Uwe Schlager saat SoftwareONE Tech Day 2023: Menyongsong Era Digital yang Aman dengan Memanfaatkan Kehebatan Kekuatan Kecerdasan Buatan (AI) di Jakarta belum lama ini.
Disebutkan, perkembangan teknologi yang cepat hingga hadirnya AI mendorong perubahan signifikan terhadap cara berbisnis tapi juga cara menjalani hidup dan keduanya akan terkena dampak yang sama oleh perubahan-perubahan ini.
"Secara umum transformasi digital dapat mendorong cara berpikir yang inovatif, mendobrak cara-cara bisnis yang tradisional, berpikir out of the box, serta mendorong pendekatan yang kolaboratif dan partnership sehingga membuka percepatan bisnis yang lebih baik. Dan SoftwareOne hadir untuk membantu mewujudkan hal tersebut,” terangnya.
Chief Partner Officer Microsoft Indonesia, Linda Dwiyanti mengatakan, teknologi menjadi multiplier GDP dan ke depan makin menarik dengan adanya AI karena diperkirakan AI akan berkontribusi pada GDP di wilayah Asia Tenggara sampai US$ 1 triliun sedangkan untuk Indonesia baru 12 persen atau senilai US$ 366 juta dari GDP datang dari teknologi dan penciptaan teknologi dan komputer.
“AI bisa mengubah dunia, cara yang belum pernah terjadi, menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan kesejahteraan manusia. Tantangannya pada keamanan dan penentu kebijakan. Microsoft menghadirkan layanan yang bisa men-generate AI agar bisa lebih produktif dan kreatif,” katanya.
Pakar Teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Hammam Riza melalui presentasinya yang bertema Unleashing the Power of AI, mengingatkan lagi pentingnya memperhatikan ancaman keamanan.
AI sangat membantu memudahkan manusia mencapai tujuan-tujuannya, namun dengan berkembangnya Chat GPT, ada ancaman keamanan yang harus diperhatikan.
Untuk itu, perusahaan harus mengalokasikan dana khusus untuk fitur teknologi demi investasi keamanan bisnisnya.
"Sebagai contoh, kesalahan alignment dapat mengancam proses bisnis dan berpotensi menjadi target ransomware yang dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan dalam waktu yang lama,” paparnya.
Sementara, AWS Specialist (ASEAN), Anthonius Henricus, mengamini yang disampaikan Prof. Hammam, tentang pentingnya infrastruktur dalam pengembangan AI, ini yang juga ditawarkan AWS dengan lebih dari 220 cloud service.
"Saat ini, AWS memiliki lebih dari 32 geographical region, namun AWS tetap terus berinvestasi di infrastruktur, karena penting untuk menunjang semua, baik teknologi baru, cloud service termasuk generative AI," katanya.