Bandeng Presto Tahan Seminggu
KOTA Semarang dikenal dengan oleh-oleh bandeng presto.
Penulis: M. Ismunadi
Editor: Prawira
KOTA Semarang dikenal dengan oleh-oleh bandeng presto. Namun siapa sangka bila nama presto adalah merek paten yang dimiliki pelopor makanan tersebut. Bandeng presto pertama kali hadir di Semarang pada 1977.
Adalah Christina Elizabeth P yang mengungkapkan merek paten Presto yang dirintis kedua orangtuanya, pasangan Agus Pradekso dan Hanna Budimulya. Christina mengatakan kata presto sendiri bukan muncul tanpa sebab.
"Itu berawal dari panci presto yang menjadi kado ulang tahun ibu saya pada pertengahan 1976," ungkap Christina saat ditemui di toko barunya, Jalan Pandanaran 67-69, Semarang.
Di awal perintisannya, toko Bandeng Presto berlokasi di Jalan Pandanaran 23-25. Seiring perkembangan bisnisnya, toko itu pun ditambah dengan bangunan baru yang kini dikelola secara serius oleh Christina.
Untuk menarik perhatian pengunjung, Christina mempercantik tokonya dengan desain modern. Toko yang persis berada di perempatan Jalan Panandaran itu cukup mudah dilihat karena menempatkan ikon ikan bandeng ukuran besar di bagian depannya. Posisi toko di perempatan jalan pun membuat toko Bandeng Presto sangat mudah dilihat.
Christina menyebutkan lunaknya tulang bandeng tak terlepas dari panci presto yang diperoleh ibunya. Untuk membuat bandeng presto seperti sekarang, Christina mengatakan ibunya berulang kali melakukan percobaan. "Nggak sekali langsung jadi. Itu hasil ujicoba. Kebetulan ibu saya suka masak," katanya.
Untuk memenuhi pembeli yang masih harus menempuh perjalanan jauh, Christina membuat paketan bandeng presto agar bisa bertahan agak lama. Caranya, bandeng presto itu disimpan dalam plastik press. Dengan bungkus itu, bandeng presto bisa tahan hingga satu minggu.
Bisa tahan tujuh hari manakala bungkusnya tidak rusak. "Jangan jatuh karena plastik pressnya bisa pecah dan bocor. Kalau yang biasa, itu paling bisa tahan satu atau dua hari saja," tegas Christina.
Bandeng presto dijual per kilogram. Dengan kemasan kotak, satu kilo Bandeng Presto dihargai Rp 69.000. Harga itu untuk Bandeng Presto yang dibungkus plastik press. Sedangkan yang biasar seharga Rp 60.000. (m ismunadi)