Jalan Berlubang Ancam Pemudik Sumatera
Tour de Sumatera akan mengupas jalur mudik lintas Sumatera berikut jalur alternatif yang bisa dicoba dilalui.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Mudik, menjadi tradisi rutin bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan, warga berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk bisa merayakan Lebaran atau Idul Fitri bersama keluarga besar.
Terkait mudik Lebaran tahun ini, Group of Regional Newspaper Kompas Gramedia (Tribun Group) meluncurkan tulisan Tour de Sumatera edisi Mudik sejak 29 Juni hingga 4 Juli 2015.
Tour de Sumatera akan mengupas jalur mudik lintas Sumatera berikut jalur alternatif yang bisa dicoba dilalui.
Selain itu, Tour de Sumatera menyajikan sajian bagi pemudik yang memerlukan tempat untuk berbuka puasa, makan sahur atau sekadar mencicipi kuliner dengan menu khas tertentu berikut area wisata yang menarik.
Kami berharap sajian Tour de Sumatera membantu para pemudik, pengguna kendaraan pribadi, sampai tujuan secara aman, nyaman, dan menyenangkan.
Bandar Lampung. (Tribun Lampung/Perdiansyah)
Selamat datang di Lampung. Bagi anda yang hendak mudik ke Sumatera, Bumi Ruwa Jurai menjadi jalur perlintasan yang akan dilalui.
Namun, sejumlah titik rawan kemacetan, jalan berlubang hingga rusak, dan rawan longsor, harus diwaspadai para pemudik.
Jalan rusak di Pekalongan, Lampung Tengah. (Tribun Lampung/Perdiansyah)
Ada dua jalur lintas Sumatera yang bisa dilalui usai turun dari kapal roll on rool off alias roro.
Pertama, jalur lintas timur atau biasa disebut Jalintim.
Kedua, jalur lintas tengah atau Jalinteng.
Jalur lintas tersebut terhubung dengan dua jalur lintas di Sumatera Selatan menuju Palembang.
Sementara bagi pemudik yang hendak menuju Bengkulu, jalur lintas barat (Jalinbar) bisa dilalui mulai dari Bandar Lampung.
Kendati demikian, di tengah ketiga jalur tersebut, ada tiga jalur penghubung (feeder road), yang memungkinkan para pemudik bebas memilih rute.
Adapun, ketiga jalur penghubung itu adalah Ruas Tegineneng Sukadana dan Ruas Terbanggi Besar Simpang Bujung Tenuk, yang menghubungkan Jalinteng dengan Jalintim, serta Ruas Bukit Kemuning Simpang Gunung Kemala, yang menghubungkan Jalinteng dengan Jalinbar.
Para pemudik yang melalui Jalinteng dan hendak menuju Palembang melalui Jalintim, umumnya melewati Ruas Terbanggi Besar Simpang Bujung Tenuk.
Di ruas tersebut, potensi kemacetan bisa terjadi di Jembatan Way Lempuyang.
Sebab, jembatan yang patah pada akhir Januari 2015 tersebut, masih dalam proses perbaikan.
Walaupun demikian, Kepala Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (PPJN) Lampung Iwan Darmawan mengatakan, pihaknya telah memasang dua jembatan bailey sebagai pengganti sementara jembatan yang patah.
"Dengan dua jembatan bailey, arus lalu lintas diharapkan tetap lancar. Karena, dua jalur kendaraan tetap bisa melintas," ungkap Iwan awal Juni lalu.
Masih di Jalinteng, para pemudik yang melalui Jalan Soekarno Hatta, Bandar Lampung pun perlu waspada, khususnya pemudik yang melakukan perjalanan pada malam hari.
Hal itu karena jalan yang memiliki dua jalur dan empat lajur tersebut, belum dilengkapi marka jalan. Apalagi, lampu jalan tidak nyala.
Di Jalintim, hambatan perjalanan yang ditemui pemudik adalah kondisi di beberapa titik jalan yang belum baik.
Hambatan tersebut berupa jalan berlubang hingga jalan rusak.
Perbaikan jalan rusak. (Tribun Lampung/Perdiansyah)
Iwan menuturkan, perbaikan sementara telah dilakukan menggunakan lapisan agregat.
Agregat merupakan pelapis aspal yang terdiri dari batu pecah, kerikil, dan pasir.
Pelapisan dilakukan supaya jalan tetap bisa dilalui.
"Mungkin untuk tingkat kenyamanan, memang tidak terlalu bagus. Tetapi, jalan setidaknya bisa fungsional, bisa dilalui saat arus mudik," kata Iwan.
Sementara di Jalinbar, hambatan perjalanan yang mungkin terjadi adalah bencana longsor.
Dinas Bina Marga (DBM) Lampung mencatat, setidaknya ada lima titik longsor di Jalinbar.
Sedangkan di jalur penghubung Ruas Bukit Kemuning Simpang Gunung Kemala, ada delapan titik longsor yang perlu diwaspadai.
Mengantisipasi bencana longsor, DBM Lampung telah mempersiapkan alat berat di beberapa titik.
Hal itu bertujuan penanganan bencana longsor bisa cepat dilakukan.
Sehingga, arus lalu lintas dapat segera menggunakan jalur yang terkena longsor. (deo/wah/rid/val)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.