Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sambal Merah yang Bikin Meringis, Sambal Hijau yang Pedasnya Sampai Membuat Menangis

Belum makan beneran kalau tidak ada sambal. Itu pameo banyak orang. Dan inilah kisah tentang aneka citarasa sambal dari berbagai tempat.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Sambal Merah yang Bikin Meringis, Sambal Hijau yang Pedasnya Sampai Membuat Menangis
Kompas/ Yuniadhi Agung
Pelayan mengantar pesanan makanan dan sambal di Waroeng Spesial Sambal, Summarecon, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. 

”Rasa pedas pada sambal itu kemungkinan memberi efek kecanduan dalam arti positif sehingga orang yang terbiasa makan sambal biasanya jarang mau lepas. Makanya, ada istilah kapok lombok alias tobat cabai,” tutur Yoyok.

Sambal hijau atau sambel ijo

Di Yogyakarta, Waroeng SS cukup laris. ”Ada yang sehari hanya 200 orang, ada yang bisa mencapai 800 orang per hari,” ujarnya. Pemandangan serupa terlihat di Waroeng SS di Gading Serpong, sejak siang hingga malam menjelang pembeli terus mengalir.

Saat ini, omzet Waroeng SS mencapai Rp 600 juta per hari. Dari angka itu, sebanyak 22 persen dihabiskan untuk membayar gaji pegawai sekitar 2.500 orang.

Setelah 12 tahun Waroeng SS berdiri, banyak warung makan di Yogyakarta menjadikan sambal sebagai daya tarik utama. Salah satu indikatornya, banyak warung makan yang namanya ”mengandung” kata sambal, cabai, rawit, atau lombok.

Fenomena seperti ini juga tumbuh di sejumlah kota, termasuk Jakarta dan Bandung. Bukti sambal telah menguasai hajat hidup orang banyak. Huah.... (DOE/CHE/EKI/MHF/HRS)

Berita Rekomendasi


Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas