Restoran Ini Sediakan 50 Jenis Sushi Racikan Asli Koki Jepang
Itacho, restoran sushi asal Jepang melebarkan sayap restorannya di Jakarta.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi pencinta kuliner Jepang, sushi, kini memiliki tambahan alternatif baru. Itacho, restoran sushi asal Jepang melebarkan sayap restorannya di Jakarta.
Hadirnya resto di Indonesia ini membuat pelanggan tidak perlu datang ke seperti Hong Kong, Jepang, Cina, Singapore atau Sydney untuk menikmati rasanya.
Untuk memastikan produknya berkualitas, mereka mendatangkan koki asal Jepang, mengimpor langsung bahan-bahan utama sesuai standar Jepang. Untuk bumbu atau sayuran disiapkan dari Indonesia.
"Karena makanannya berbahan mentah sehingga harus import seperti salmon, tuna, udang harus asli Jepang," kata Indra Samudra, Direktur atau patner Itacho di Indonesia saat peluncuran restoran, di Grand Indonesia 3A Floor Jakarta belum lama ini.
Menu-menu yang ditawarkan, sebut Indra sebanyak 90 persennya sama dengan yang ada di Jepang maupun cabang lainnya. Sisanya adalah kreatif food, dikembangkan seperti market Indonesia.
Di restoran ini menyajikan kurang lebih 50 macam sushi, agar para customer bisa memilih jenis sushi sesuai dengan kesukaan mereka. Dan untuk minuman khas Jepang pun juga disediakan, seperti sake dan bir Jepang.
Menurut Indra, sushi dan sashi mie, akan menjadi menu unggulan di restoran Itacho dalam bahasa Jepang yang artinya adalah master chef. Tentunya bisa diperoleh dengan harga terjangkau.
Pembeliannya pun sistem set yang dihitung per harga satuan. Misalnya, roasted fish dorsal Rp 25 ribu, roasted red shrimp with cod fish caviar Rp 49 ribu. Salmon dibanderol Rp 10 ribu sedangkan steamed egg with crab seharga Rp 28 ribu dan miso soup Rp 20 ribu.
Indra optimis, restoran sushi ini akan berkembang mengingat marketnya sangat besar. Selama menjaga kualitas akan selalu diminati konsumen.
Lantas mengapa membangun di Grand Indonesia padahal banyak yang menyediakan makanan sejenis? "Makanan Jepang banyak. Kita bukan bersaing membantu resto lain," katanya.
Restoran ini memiliki 150 tempat duduk dengan desain resto yang unik dengan mengedepankan penggunaan kayu.
"Restoran memang berbeda di tiap negara tapi DNA dipertahankan yakni menciptakan atmosfir hangat, banyak kayu. Tiap konsumen datang tidak bosan," katanya.