Banyak Kecelakaan Bikin Takut Naik Pesawat? Ini Delapan Cara Mencegah Phobia Berlebihan
Inilah delapan cara mencegah ketakutan berlebihan naik pesawat terbang yang diakibatkan oleh maraknya berita kecelakaan pesawat.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Seseorang yang ketakutan naik pesawat terbang bisa jadi semakin merasa takut paska insiden Malaysia Airlines #MH17. Para ahli setuju bahwa rasa takut terbang dianggap sesuatu yang tidak masuk akal.
Namun kenyataannya semakin banyak orang menderita aviophobia atau ketakutan naik pesawat terbang. Sebagai contoh, di Amerika Serikat sekitar 6,5 persen dari populasi penduduknya menderita aviophobia.
Beberapa ahli psikologi penerbangan menganjurkan beberapa kiat untuk mengatasi rasa takut saat naik pesawat. Terutama, setelah bencana yang melibatkan pesawat terbang terjadi.
1. Hindari Berita
“Hal pertama adalah untuk tidak membaca setiap detail tentang peristiwa jatuhnya dan terikat pada hal itu karena hanya akan memicu rasa takut,” kata Carol Cott Gross, yang mengajar tentang ketakutan terbang dan 35 tahun telah menjalankan perusahaan yang bernama Fly Without Fear.
Ia juga menganjurkan untuk tidak menonton film apapun yang menampilkan pesawat jatuh. Sebagai gantinya, nonton saja film-film komedi yang konyol.
2. Ingatlah Fakta
Fakta paling umum didengar adalah kemungkinan seseorang untuk meninggal karena terpeleset di kamar mandi, lebih besar dibanding meninggal karena pesawat jatuh. Hal senada juga diungkapkan Kapten Tom Bunn. Ia seorang kapten sebuah perusahaan penerbangan dan terapis berlisensi yang juga pemimpin dan pembentuk SOAR, sebuah grup penyokong bagi mereka yang takut terbang.
"Kemungkinan hal itu terjadi (meninggal karena pesawat jatuh) pada Anda sangatlah kecil,” katanya.
Faktanya, kemungkinan berada di dalam kecelakaan pesawat yang parah sangatlah rendah. Para ahli memperkirakan kemungkinannya dari 1 dari 11 juta sampai 1 dari 29,4 juta.
“Bahkan jika ada tragedi pesawat jatuh setiap hari, masih lebih aman daripada menyetir,” kata Jeff Wise, penulis sains dan buku "Extreme Fear: The Science of Your Mind in Danger".
3. Berpikir Positif
“Ketahuilah bahwa kata-kata yang Anda ucapkan dapat membuat kegelisahan. Jangan katakan hal seperti ‘Saya takut setengah mati, seperti akan terkena stroke.’ Katakan ‘Saya tidak nyaman’,” tutur Gross.
4. Pusatkan pada Teknik Relaksasi
Hal ini bukan anjuran baru, tetapi sangat membantu untuk mengingat bahwa relaksasi sederhana dalam penerbangan dapat bertahan lama. Doa dan meditasi juga bagian dari terapi relaksasi.
“Bernafas mengaktivasi sistem saraf parasimpatetik, bagian otak yang memicu denyut jantung,” kata Wise.
5. Buat Diri Anda Sibuk
Para ahli setuju bahwa membawa sesuatu saat terbang adalah hal yang penting. Benda-benda ini bisa membuat pikiran Anda tetap sibuk, misalnya buku, majalah, iPad, video game.
Beberapa bandara bahkan memiliki beberapa anjing terapi yang dapat menenangkan Anda sebelum terbang. Contohnya adalah Bandara Internasional Miami di Amerika Serikat.
6. Cari Bantuan
Menurut Wise, ketakutan untuk terbang dapat dikalahkan. “Ini adalah rasa takut berlebih yang dapat diobati,” katanya.
Seseorang yang menderita aviophobia bisa berkonsultasi ke psikolog untuk membantu menghilangkan ketakutannya. Selain itu bisa ke ahli terapi fobia maupun bisa coba terapi melalui hipnoterapi.
7. Gunakan Teknologi
Ada beberapa aplikasi di pasaran yang menyediakan pelatihan untuk membuat tenang. Misalnya Flight App VALK, sebuah aplikasi penerbangan yang dikembangkan secara ilmiah dan tersedia di iPhone dan Android.
Aplikasi ini mempunyai fakta-fakta tentang penerbangan dan tombol panik dengan pesan darurat pada terapis. Virgin Atlantic bahkan mempunyai saluran radio Flying Without Fear dalam sistem hiburan dalam pesawat.
8. Jangan Ditunda
Jangan biarkan ketakutan mencegah Anda untuk terbang. “Pastikan Anda terbang sesegera mungkin,” kata Gross.
Semakin lama rentang waktu antara tiap penerbangan. rasa takut Anda bisa semakin tumbuh. Jadi, jangan tunda rencana penerbangan Anda.