Kuliner Ekstrem Tiongkok: Kalajengking, Kepompong, Kelabang, Laba-laba, Kecoak, Pilih Mana?
Di sepanjang jalan Wangfujing, Beijing, aneka makanan aneh mulai dari kalajengking, ulat sagu, kepompong, dan laba-laba dijajakan. Pilih mana?
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Wisata kuliner ekstrem rupanya tak hanya bisa ditemui di Vietnam atau pun Thailand. Selama berada di China, Anda juga dapat menjajal kuliner unik yang hadir di sepanjang jalan Wangfujing, Beijing.
Di sana, Anda bisa menemukan penjaja makanan aneh mulai dari kalajengking, ulat sagu, kepompong, bintang laut, kelabang, laba-laba, kumbang, hingga kecoak.
Serangga liar dan binatang laut tersebut digoreng kering dalam bentuk sate tanpa tambahan bumbu atau saus di atasnya. Untuk satu tusuk, serangga goreng tersebut dijual dengan harga 10-20 Yuan atau sekitar Rp 20.000 hingga Rp 40.000.
Anda pasti bergidik ketika pertama kali melihat serangga-serangga tak lazim itu disajikan sebagai hidangan. Namun mengenai rasanya, janganlah mengambil kesimpulan sebelum Anda mencobanya sendiri.
Seorang wisatawan yang mencoba satu tusuk ulat sagu mengaku terkejut ketika merasakan gurihnya serangga goreng itu. "Enak kok rasanya, gurih, garing, uletnya enak," ujar Denny yang ditemui di Jalan Wanfujing, pertengahan Maret 2014.
Denny memberanikan diri mencoba makanan ekstrem tersebut karena penasaran akan rasanya.
Halal food Untuk Muslim
Namun bagi Anda yang takut mencoba, jangan khawatir. Arena kuliner Wangfujing juga menghadirkan aneka makanan yang lebih akrab dengan lidah Asia seperti mi rebus, mi goreng, seafood, hingga sate aneka daging.
Ada pula makanan berlabel halal bagi Anda kaum muslim (Islam). Kios berlabel halal tersebut menjual sate dari bagian tubuh kambing mulai dari dagingnya, ginjal, hati, hingga alat kelamin kambing.
Teman Denny, Ilham, mencoba sate daging kambing yang dijajakan salah satu kios berlabel halal tersebut. "Enak rasanya, sate kambing dengan nuansa ramuan Arab begitu, ditambah merica sepertinya," tutur Ilham menceritakan rasa sate kambing ala Wangfujing yang dia coba malam itu.
Daging kambing bakar di Wangfujing, Beijing.
Untuk satu tusuk sate daging kambing, Ilham membayar 5 Yuan atau sekitar Rp 10.000. Menurutnya, kios berlabel halal itu menjual daging kambing dengan harga variatif mulai dari 5 hingga 10 Yuan.
Selain daging-dagingan, wisata kuliner Wangfujing menghadirkan makanan menarik lainnya seperti manisan buah khas Beijing, serta bakpao dengan aneka bentuk yang menarik. Ada bakpao berbentuk kelinci, babi, hingga bunga mawar dengan aneka warna.
Suasana kawasan wisata kuliner Wangfujing juga terasa nyaman bagi para turis. Tenda-tenda penjual makanan berderet rapi di sisi kanan jalan dengan warna dan ukuran yang diseragamkan. Semua pedagangnya pun tampak mengenakan seragam putih yang dipadu dengan celemek dan topi merah.
Ruas jalan Wangfujing terlihat cukup bersih dan nyaman bagi wisatawan untuk menyusurinya dengan berjalan kaki. Anda tak perlu khawatir terserempet kendaraan karena Wangfujing dikhususkan bagi pejalan kaki.
Jalan sepanjang 1,5 Kilometer itu tidak hanya terkenal dengan kuliner ekstremnya. Di sisi kiri dan kanan Wangfujing juga berdiri toko-toko yang menjual pakaian, suvenir, makanan kemasan, makanan siap saji, barang elektronik, hingga mainan. Ada juga toko barang bermerek seperti Apple Store, Zara, dan Forever 21.
Tak jauh dari pertokoan, berdiri gereja St Joseph yang dibangun sejak 1653. Saat Kompas.com melintasi gereja tersebut, terlihat beberapa pasangan tengah berlatih dansa dengan diiringi musik yang mengalun lembut. Cahaya lampu dari arah gereja tampak menambah romantisnya malam itu.
Sementara itu, di seberang gereja, tampak sekelompok warga lokal membawakan tarian modern dengan musik yang lebih nge-beat. Sesekali, mereka terlihat mengajak wisatawan untuk ikut menari bersama. Gerakan para penari dan iringan musik menambah meriahnya Jalan Wangfujing di kala malam.
Untuk mencapai Wangfujing, Anda cukup berjalan sekitar 2 kilometer dari Kota Terlarang (Forbidden City) atau Tiananmen Square. Tersedia pula subway line dari sana untuk mencapai Wangfujing.
Namun bagi Kompas Travel yang menginap di Prime Hotel Beijing, hanya perlu berjalan kaki sekitar 15 menit untuk mencapai Wangfujing. Bagaimana dengan Anda? Sudahkah mencoba kuliner ekstrem ala negeri Tirai Bambu? (Icha Rastika)