Di Palembang, Begitu Banyak Orang Jual Pempek, Salah Satu yang Enak dan Murah Tuh di Sini
Di Kota Palembang begitu banyak orang jualan pempek. Tapi jangan asal, yang enak, murah dan asli itu salah satunya di Jalan Mujahidin, Pasar 26 Ilir.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Yuliani
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Meski Palembang gudangnya makanan pempek, tapi tak semua enak dan asli.
Nah, di mana kah pempek yang asli Palembang dan rasanya nendang?
Yang pasti, olahan khas berbahan baku ikan ini sangat fenomenal dan menjadi salah satu identitas kebanggaan wong kito.
Hampir di setiap sudut kota maupun pemukiman penduduk, terdapat tokoh atau warung yang menjual macam-macam jenis pempek.
Ada pempek kulit, pempek lenjer, termasuk pempek kapal selam.
Nah, bagi yang mau mencoba beragam jenis pempek, di Palembang ada "kampungnya pempek".
Kampung pempek? tentu saja ada! Tepatnya di Jalan Mujahidin, Pasar 26 Ilir Palembang.
Jika melaju dari arah Seberang Ulu melewati Jembatan Ampera, langsung saja belok kiri, meniti Jl Merdeka.
Jika naik bus kota, bisa menumpang bus jurusan Bukit berwarna biru. Atau gunakan angkot jurusan Merdeka. Tak jauh dari Kantor Walikota Palembang, ada tugu ikan yang merupakan maskot jalan ini.
Wartawan Sripoku.com, Rahma Lia mencoba pempek di toko Pempek Wawa, Jalan MP. Mangkunegara No.57, Ilir Timur II, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (20/5/2015).
Di seberang tugu ikan itu, ada Jalan Mujahidin. Mulai dari gerbang sudah kelihatan toko pempek berjejer.
Di sinilah tempatnya kalau ingin berburu pempek dengan harga super miring.
Tidak seperti kebanyakan toko pempek lainnya yang memang sudah terkenal dan menjual dengan harga di atas Rp 2.000 untuk pempek kecil.
Di kampungnya pempek ini tak ada harga pempek di atas Rp 1.000.
Rata-rata, harganya Rp 8.00-Rp 1.000 untuk pempek kecil, dan Rp 5.000 hingga Rp 8.000 untuk pempek lenjer dan kapal selam.
Semua toko pempek ini berdampingan dan berseberangan.
Tinggal pilih mau masuk ke toko yang mana, sebab disedikan tempat duduk yang nyaman dan area parkiran motor di setiap warung.
Pempek Palembang yang identik dengan kota Wong Kito Galuh (Sripo/ Yuliani)
Bahkan untuk menarik minat pembeli, para penjual menjejerkan aneka pempek yang mengundang selera dengan tawaran harga paling murah.
Mengapa murah?
Sri, salah seorang penjual di warung pempek Lala mengatakan, persaingan para penjual pempek di Palembang membuat pengusaha harus banting harga.
Namun meski murah bukan berarti kualitas makanan juga murahan.
"Tanpa bahan pengawet, produksinya setiap hari karena pasti habis. Cukanya juga kental, dan yang penting 'teraso iwaknyo (terasa ikannya, red)," kata Sri saat dijumpai, Jumat (15/5/ 2015).
Toko pempek di kawasan ini selalu ramai dan banyak yang mengantre. Para penjual juga terlihat sibuk melayani pesanan untuk oleh-oleh.
Pempek memang bisa menjadi oleh-oleh, karena bisa tahan sampai dua hari.
"Kalau pakai kotak, akan ditambah biaya Rp 5.000. Biasanya kalau untuk dibawa ke luar kota banyak yang pakai kotak biar isinya tidak berantakan," ujarnya.
Sama dengan pempek Rayhan yang berseberangan dengan pempek Lala. Setiap hari, ratusan pempek selalu ludes dibeli. Makanya mereka sudah menyiapkan cuka yang telah dibungkus per jumlah pempek.
Harganya pun relatif murah, yakni Rp 1.000 rupiah. Selain pempek, mereka pun menawarkan kudapan lain seperti srikaya, kerupuk, dan kemplang.
Bahkan ingin melayani konsumen dengan maksimal, para penjual pun menawarkan paket kirim keluar kota maupun provinsi menggunakan jasa pengiriman seperti Pos, Tiki, dan JNE.
Begitulah gambaran tentang kampung pempek di 26 Ilir. Anda juga bisa mencoba toko pempek lainnya seperti toko pempek Pak Raden, Nony, Candy, Selamat, dan Pempek Ekspress dan Wawa yang juga ada di mall-mall besar kota Palembang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.