Bakso Ikan Haruan Khas Banjarmasin, Kenyal Tepung Sagu, Gurihnya Daging Ikan Gabus
Bakso ikan haruan khas Banjarmasin ini berbeda dari bakso sapi kebanyakan. Rasanya kental tepung sagu, gurih ikan gabus, pokoknya mak nyus deh!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Reporter Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kuliner bakso sudah biasa. Seperti bakso berbahan daging sapi, dimana-mana ada.
Namun lain ceritanya bakso berbahan daging ikan haruan. Tentunya masih jarang yang menjual dan mencicipi kuliner ini kan?
Nah, di Banjarmasin ada lho.
Tepatnya dijual di Imperial Coffee Shop Hotel Aria Barito, Jalan MT Haryono nomor 16, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Haruan adalah ikan khas dari Kalimantan Selatan. Dalam Bahasa Indonesia, haruan adalah ikan gabus.
Dagingnya yang halus dan lembut sangat disukai warga setempat.
Biasanya, di kuliner lokal, ikan ini kerap dimasak dengan cara digoreng, dibakar atau direbus dijadikan dalam berbagai jenis kuliner tradisional Banjar.
Bakso ikan haruan, kuliner langka khas Banjarmasin (Banjarmasin Post/ Yayu Fathilal)
Nah, kali ini berbeda, diolah dalam bentuk bakso.
Oleh Chef Imperial Coffee Shop Hotel Aria Barito, Khusnuddin, daging haruan diolahnya menjadi pentol bakso yang sangat enak.
Daging pentol baksonya kenyal dan lembut. Dipadukan dengan kuah bening, sayuran, mi kuning dan bihun, membuat tampilannya terasa spesial.
Bakso ini diolah dengan cara spesial dan trik khusus.
Daging ikan haruan yang memang bertekstur lembut dihaluskan dan dicampur dengan bumbu-bumbu spesial sebagai penyedap rasa.
Adonannya pun diolah dan dihaluskan dengan trik khusus yang enggan dibeberkannya.
Pentol baksonya tampak putih.
Maklum saja, karena bahannya daging ikan haruan yang memang berwarna putih.
Bedanya Dibanding Bakso Sapi
Rasanya? Jangan ditanya deh, beda banget dari bakso kebanyakan.
Sensasi aroma daging haruannya yang khas terasa sekali. Kelembutan dagingnya yang khas juga terasa kental di lidah.
Disajikan pula panas-panas.
Dari suapan pertama sudah tercium aroma khas daging haruannya yang gurih dan lembut, dipadukan dengan wangi irisan daun bawang dan bawang goreng yang menjadi garnish-nya.
Daging ikan haruan sebenarnya banyak tulang kecil-kecil, tipis dan tajam.
Biasanya, orang akan sangat berhati-hati ketika menyantapnya, takut bakal termakan atau tertusuk tulangnya.
Namun di bakso yang satu ini sudah tanpa tulang.
"Tulangnya sudah dibuang dengan cara khusus biar cepat saat pengolahannya," ujar sang chef.
Kenyal Tepung Sagu
Rasa kenyalnya itu ternyata dari campuran tepung sagu.
Menurutnya, berbeda sekali cara pengolahan adonan pentolnya dari bakso biasanya.
"Kalau bakso lain, biasanya memakai bubuk khusus pengental pentol bakso.
Itu kan kurang sehat. Nah, saya di sini lebih memilih tepung sagu yang lebih sehat," ungkapnya.
Selain itu, dicampuri pula oleh telur, kaldu ayam, garam dan merica.
Memakai daging haruan memang sengaja dilakukan agar berbeda dan ada konten lokalnya.
"Haruan ikan khas Kalimantan Selatan. Di tempat lain bakso berbahan daging sapi sudah banyak. Jadi, biar beda saja," ujarnya.
Di bakso ini, dia memakai 80 persen bahan daging haruan.
Sedangkan 20 persen sisanya adalah bahan-bahan lain seperti telur, tepung sagu, dan sebagainya.
Seporsinya dijual Rp 50.000. Porsinya cukup besar.
Karena pentol baksonya berbahan tepung sagu, membuat cepat kenyang.
Apalagi porsi bihun dan mi kuningnya juga cukup banyak.