Rendang Haji Munir Jambi, 27 Bumbu asli Indonesia Menyatu dalam Kelembutan Daging
Berbeda dengan rendang berwarna coklat terang, rendang Haji Munir ini memiliki aksen rasa yang lebih kuat pada bumbunya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribun Jambi, Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Ada ungkapan yang mengatakan, jika Anda ingin mengetahui kekayaan alam nusantara, makanlah rendang.
Pasalnya, untuk membuat rendang yang benar-benar asli, dibutuhkan puluhan jenis bumbu rempah yang hanya ada di Indonesia.
Tak heran bila masakan ini menempati posisi teratas World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang dirilis CNN International tahun 2011 lalu.
Namun untuk menemukan rendang dengan kualitas rasa ini Anda harus selektif.
Sebenarnya mudah saja membedakannya. Rendang yang menggunakan resep asli memiliki warna lebih gelap atau kehitaman.
Kalau Anda tak mau repot mendatangi satu persatu rumah makan di Jambi, barangkali Anda bisa langsung mendatangi rumah makan Haji Munir.
Lokasi Rumah Makan Haji Munir hanya berjarak sekitar 1,5 km dari bandara Sultan Thaha, Jambi. (Tribun Jambi/Wahid Nurdin)
Rumah makan ini berlokasi di kawasan Thehok, tepatnya jalan Jenderal Sudirman, Lorong Pinang Sebatang RT12 nomor 60, Kelurahan Tambak Sari, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
Berjarak sekitar 1,5 km dari bandara Sultan Thaha, Anda hanya perlu menempuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke tempat ini.
Dari bandara, Anda tinggal menuju arah Thehok. Tak jauh setelah melewati kawasan tugu PKK, sebelum kantor Polda Jambi, Anda akan menjumpai papan nama “RM Haji Munir” di sebelah kiri jalan.
Seperti biasanya, rumah makan ini selalu ramai pengunjung.
Sederet kendaraan roda empat maupun roda dua selalu saja memadati area parkir tempat ini, terlebih bila sudah masuk waktu makan.
Bagi pecinta masakan Padang, khususnya rendang, rumah makan yang terletak di kawasan Thehok ini memang sudah menjadi rujukan hampir semua kalangan masyarakat Jambi.
Sederet menu masakan pun tampak langsung tersaji di atas meja, tak ketinggalan rendang yang berwarna coklat kehitaman yang disajikan dalam sebuah piring keramik berukuran kecil.
Sederet menu masakan pun tampak langsung tersaji di atas meja, tak ketinggalan rendang yang berwarna coklat kehitaman. (Tribun Jambi/Wahid Nurdin)
Tanpa menunggu lama, Tribun pun segera mencicip menu khas ini.
Berbeda dengan rendang berwarna coklat terang, rendang ini memiliki aksen rasa yang lebih kuat dari bumbunya.
Pedas hangat khas merica dan cengkeh berpadu dengan pala dan bumbu lainnya membuat gurihnya daging sapi menjadi sempurna.
Penasaran dengan pengolahan rendang ini, Tribun pun bertanya langsung pada Zulkifli, pengelola RM Haji Munir.
“Dari awal kita memang sudah komitmen mempertahankan resep turun menurun keluarga ini. Bila beberapa rumah makan hanya menggunakan lima bumbu untuk memasak rendang, kita tetap pakai 27 jenis bumbu,” paparnya.
Rendang bebek
Selain rendang sapi, RM Haji Munir juga menyediakan rendang berbahan daging bebek. (Tribun Jambi/Wahid Nurdin)
Tempat ini ternyata tak hanya menyuguhkan rendang sapi, melainkan juga rendang bebek.
Berbeda dengan rendang daging sapi yang disajikan dalam irisan kecil daging, rendang bebek disajikan perbagian.
Ada bagian dada dan paha. Dagingnya lembut, rasanya gurih bercampur bumbu rendang yang disiramkan di atasnya.
Untuk menikmati lezatnya rendang yang benar-benar ‘nendang’ ini, Anda hanya cukup membayar Rp 12 ribu saja per porsi.
Sedangkan untuk rendang bebek dihargai Rp 30 ribu per porsi. Rumah makan ini buka setiap hari mulai pukul 9 pagi hingga 6 sore.
Olahan belut
Meski masih menempatkan rendang sebagai menu utama, namun rumah makan ini memiliki menu baru yang menjadi pembeda dari induknya, yakni belut goreng dan ikan bakar.
Tak kalah unik, belut dan ikan bakar dibuat menggunakan bahan dasar pilihan.
Belut yang disajikan di rumah makan ini sengaja didatangkan dari Payakumbuh yang memiliki ukuran lebih kecil dari belut di Jambi.
Belut yang bertubuh lebih kecil memiliki rasa lebih renyah.
Belut yang digoreng kering itu disajikan bersama sambal hijau yang akan membuat rasa belut yang gurih menjadi lebih ‘nendang’.
Dari harga Rp 5
Suasana di RM Haji Munir yang luas dan mampu menampung banyak pengunjung. (Tribun Jambi/Wahid Nurdin)
Sudah puluhan tahun Zulkifli membantu bisnis keluarga yang dirintis sejak tahun 1950an ini.
Ketika ia masih kecil, rendang di rumah makan ini hanya dihargai lima perak (Rp 5) saja per porsinya.
Saat ini rendang lima perak itu telah menjelma menjadi menu favorit yang selalu diburu pecinta rendang setiap harinya.
Bahkan setiap tahun, rendang dari rumah makan ini dikirim ke Mekah sebagai stok lauk yang sengaja dipesan warga Jambi yang sedang menjalankan ibadah haji maupun umrah.