Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sembilan Objek Wisata Sejarah Menanti Anda di Palembang

Bumi Sriwijaya ini mimiliki banyak destinasi wisata dan kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Salah satunya adalah objek wisata bersejarah.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Sembilan Objek Wisata Sejarah Menanti Anda di Palembang
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
Sejumlah warga Tionghoa, warga Palembang serta turis dari dalam dan luar, menikmati suasana puncak ritual Cap Go Me di tempat ibadat Tridharma Pulau Kemaro Kecamatan Kalidoni, Palembang. 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post/Sugih Mulyono

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Tak usah bingung dan khawatir saat Anda menginjakkan kaki ke Kota Palembang.

Untuk mengisi waktu luang dan refreshing, Bumi Sriwijaya ini mimiliki banyak destinasi wisata dan kuliner yang sayang untuk dilewatkan.

Salah satunya adalah objek wisata bersejarah.

Berikut beberapa objek wisata yang bisa Anda kunjungi;

1. Jembatan Ampera

Jembatan ampera
Warga berfoto berlatar Jembatan Ampera Palembang. (Sriwijaya Post/Sugih Mulyono)
Berita Rekomendasi

Jembatan ini dibangun pada tahun 1962.

Nama jembatan yang menghubungkan wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini sudah sangat tersohor.

Dari atas jembatan ini, Anda bisa melihat keindahan Kota Palembang.

Di bawahnya terbentang Sungai Musi dengan beragam aktivitas baik di permukaannya maupun di bagian tepinya.

Musi adalah sungai terpanjang di Sumatera dengan panjang mencapai 750 Km.

Tak jauh dari Jembatan Ampera, ada sebuah benteng yang tak kalah terkenal, yakni Benteng Kuto Besak (BKB) peninggalan zaman penjajahan.

Benteng ini kini menjelma sebagai salah satu ikon kebanggaan masyarakat Palembang.

BKB merupakan saksi perjuangan melawan para penjajah. Dari kawasan benteng ini, pengunjung dapat melihat banyak kapal kecil berlayar di Sungai Musi.

Belakangan, BKB menjadi salah satu pusat rekreasi bagi masyarakat Palembang dan pendatang.

Menjelang sore hingga tengah malam, kawasan BKB akan ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati malam penuh warna warni.

2. Masjid Agung

masjid agung
Masjid Agung Palembang. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Hanya beberapa ratus meter dari Jembatan Ampera atau kawasan BKB, berdiri masjid besar nan megah bernama Masjid Sultan Mahmud Badaruddin II atau lebih dikenal dengan sebutan Masjid Agung.

Masjid Agung adalah masjid terbesar di Kota Palembang, bahkan di Sumatera Selatan (Sumsel).

Bangunan masjid merupakan gabungan dari arsitektur Indonesia, Eropa, dan Tiongkok.

Selain tempat ibadah umat muslim, masjid ini juga sudah menjelma menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah.

Saat bulan Ramadan, masjid ini akan menjadi pusat berkumpul sebagian umat Islam di Palembang.

Banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan di masjid ini. Mulai dari Pasar Beduk, buka puasa bersama, dan beragam jenis ibadah berjamaah lainnya.

3. Museum Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II

museum palembang
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Letak Museum Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II  bersebelahan dengan BKB.

Di museum ini tersimpan ratusan koleksi benda bersejarah mulai dari bekas peninggalan kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang Darussalam.

Nama Sultan Mahmud Badaruddin II, dijadikan nama museum ini untuk menghormati jasanya terhadap Kota Palembang.

Di museum ini Anda juga dapat menambah wawasan pengetahuan seputar sejarah Sriwijaya dan melihat koleksi benda antik di museum ini.

Ada banyak koleksi bersejarah yang tersimpan di dalam Museum SMB II di antarnya berupa koleksi arkeologi, etnografi, biologi, keramik, senirupa, dan numismatik.

4. Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera)

monpera
Monpera. (Sriwijaya Post/Sugih Mulyono)

Terletak persis di belakang Museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau menghadap Jalan Merdeka juga berseberangan dengan Masjid Agung.

Monpera menjadi saksi sejarah terjadinya berbagai peristiwa, termasuk pernah dijadikan basis ”pertempuran lima hari lima malam” melawan kolonial Belanda.

Di dalam museum ini, pengunjung dapat menjumpai berbagai jenis senjata yang dipergunakan dalam pertempuran tersebut termasuk berbagai dokumen perang dan benda-benda bersejarah lainnya seperti uang lama, patung pahlawan, dan baju dinas para pahlawan.

5. Museum Bala Putra Dewa Dewa

Museum bala putra dewa dewa
Seorang pengunjung mengabadikan peninggalan bersejarah yang disimpan di Museum Balaputra Dewa, Palembang. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Museum ini terletak di Jalan Srijaya I, No 28 Palembang atau sekitar 5 Km dari Masjid Agung.

Museum yang memiliki luas lahan sekitar 23.565 m2 tersebut, menyimpan 10 jenis koleksi dengan jumlah koleksi mencapai 3.882 item.

Secara umum, Museum Balaputera Dewa menyimpan berbagai koleksi dari zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang hingga ke zaman Kolonialisme Belanda.

Berbagai koleksi tersebut dipamerkan di dalam tiga ruang pamer utama.

Sebelum memasuki tiga ruang pamer utama, pengunjung akan menyaksikan berbagai koleksi arca di selasar museum.

Berbagai replika arca tersebut berasal dari zaman megalith di Sumatera Selatan.

Di museum ini terdapat koleksi yang menggambarkan corak ragam kebudayaan dan alam sumatera Selatan.

Koleksinya terdiri dari berbagai benda histografi, etnografi, felologi, keramik, teknologi modern, seni rupa, flora dan fauna serta geologi. Selain itu terdapat rumah limas dan rumah Ulu asli.

6. Bukit Siguntang

bukit siguntang
Bukit Siguntang adalah gundukan tanah yang paling menonjol di dataran kota Palembang. Bukit yang dipenuhi taman dan pepohonan besar ini dipercaya sebagai kompleks pemakaman raja-raja Melayu. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Objek wisata ini merupakan sebuah bukit kecil setinggi 29-30 meter dari permukaan laut dan memiliki luas sekitar 6 hektare.

Bukit Siguntang yang terletak di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I Palembang ini menyimpan banyak sejarah zaman Kerajaan Sriwijaya, pemerintahan perwakilan Majapahit dan Kesultanan Palembang Darussalam.

Hingga kini bukit itu masih dikeramatkan dan diziarahi banyak pengunjung, bahkan wisatawan asing.

Di kaki Bukit Siguntang, dapat menikmati suasana alam dipayungi rindangnya pepohonan seperti asoka, kayuagung, cempedak, pinus, jarak, rukam, kenanga, dan kayumanis.

Sore hari bisa jadi waktu yang tepat untuk menikmati pemandangan dan pesona indah Kota Palembang ditemani sinar matahari terbenam di antara pepohonan rindang.

Sejumlah peninggalan bersejarah dapat temukan di sini seperti kemudi kapal Sriwijaya yang ditemukan di kaki bukit, arca Buhda Amarawati, dan prasasti Kedukan Bukit yang menjadi bukti penting keberadaan Kerajaan Sriwijaya.

Dari prasasti tersebut ditetapkan Palembang sebagai kota tertua di Indonesia tanggal 16 Juni 682 Masehi.

Tanggal itu pula menjadi patokan hari lahir Kota Palembang.

7. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS)

taman purbakala
Seorang warga melihat koleksi artefak-artefak tinggalan kerajaan Sriwijaya di kawasan Taman Purbakala Kerajan Sriwijaya (TPKS) di Jalan Syakyakirti Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Gandus Palembang. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Objek wisata sejarah ini biasa juga disebut Situs Karanganyar.

Ini adalah taman purbakala bekas kawasan pemukiman dan taman yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang terletak di tepi utara Sungai Musi di Kota Palembang.

Di kawasan ini ditemukan jaringan kanal, parit dan kolam yang disusun rapi dan teratur yang memastikan bahwa kawasan ini adalah buatan manusia, sehingga dipercaya bahwa pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang terletak di situs ini.

Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia.

8. Kampung Kapitan

kampung kapitan
Mulyadi, Generasi ke-13 Kapitan Tjoa Ham Him membersihkan replika nisan leluhur yang terletak di Rumah Abu Kampung Kapitan, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Kota Palembang tidak luput dari jejak persinggahan orang-orang Tiongkok.

Hal ini dapat dilihat dari jejak peradaban Tionghoa yang ada di Kampung Kapitan di kawasan Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Palembang.

Dulunya, Kampung Kapitan merupakan sebuah Kampung Cina yang ada di Palembang.

Bukan hanya sebagai pemukiman warga Tionghoa saja, tempat ini memiliki sejarah dan budaya etnis Tionghoa sejak masa Kolonial Belanda.

Kampung ini terletak di pinggir Sungai Musi atau berseberangan dengan Benteng Kuto Besak.

9. Pulau Kemaro

pulau kemaro
Pulau Kemaro. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Terletak di tengah Sungai Musi, sekitar 6 Km dari Jembatan Ampera.

Saat ini Pulau Kemaro adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang cukup terkenal.

Di Pulau Kemaro terdapat sebuah vihara yang banyak didatangi oleh umat Budha untuk berdoa dan berziarah.

Di sini juga dapat ditemukan sebuah makam yang merupakan makam dari seorang putri Palembang.

Putri ini mempunyai cerita tersendiri, yaitu dia menikah dengan anak raja dari Tiongkok dengan mas kawin berupa sembilan guci emas.

Namun pada akhirnya, pasangan tersebut menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam.

Selain itu, di Pulau Kemaro terdapat beberapa hal menarik, misalnya Pagoda berlantai sembilan yang dibangun pada tahun 2006, dan Pohon Cinta.

Sebagian masyarakat percaya, bila sepasang kekasih mengukir namanya di Pohon Cinta ini, maka hubungan cinta mereka akan berlanjut sampai ke pernikahan.

Untuk mencapai tempat ini, pengunjung harus menumpang perahu getek atau bus air dengan jarak tempuh sekitar 15 menit.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas